Indonesia sudah jauh tertinggal dibanding negara-negara ASEAN lainnya dalam penggunaan BBM ramah lingkungan
Jakarta (ANTARA) - Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) meminta harga bahan bakar minyak (BBM) ramah lingkungan lebih terjangkau masyarakat.

Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi dalam diskusi pengembangan energi bersih bagi lingkungan di Jakarta, Selasa menjelaskan saat ini masih banyak BBM, yang digunakan masyarakat, belum ramah lingkungan.

"Polusi udara masih tinggi, sebab banyak kendaraan masih mengonsumsi BBM yang memiliki oktan rendah, meski memang harga BBM jenis tersebut paling murah," katanya.

Baca juga: Pakar sebut jenis BBM ini bikin injector dan katup masuk lebih bersih

YLKI juga mendorong pemerintah konsisten menjalankan regulasi bahan bakar minyak ramah lingkungan untuk kendaraan bermotor di Tanah Air yakni sesuai Peraturan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tentang Baku Mutu Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor.

Menurut dia, Indonesia sudah jauh tertinggal dibanding negara-negara ASEAN lainnya dalam penggunaan BBM ramah lingkungan. Di Malaysia, jenis BBM terendah yang beredar adalah berangka oktan (RON) 95, sementara Indonesia masih beredar RON 88 yang tidak lulus Euro 1.

Dalam kesempatan yang sama, pembicara lain Kepala Subdirektorat Standardisasi Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Yunan Muzaffar mengatakan langkah pemerintah untuk fokus mengembangkan energi bersih bagi masyarakat sudah terimplementasi dalam program biodiesel B30.

Selain untuk mengurangi emisi gas buang dengan meminimalkan penggunaan energi fosil, lanjutnya, program B30 akan tercipta dampak yang signifikan di bidang ekonomi yaitu mengurangi impor BBM.

Baca juga: Pertamina genjot produksi bahan bakar ramah lingkungan
Baca juga: Kementerian ESDM rencanakan subsidi harga pertamax pada 2020

Pewarta: Afut Syafril Nursyirwan
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2019