Semakin seringnya pintu lintasan tertutup, pengendara akan jenuh dan secara perlahan akan beralih ke Transjakarta
Jakarta (ANTARA) - Menyusul rencana penambahan jadwal Kereta Commuter (Kereta Rel Listrik/KRL) di semua lintasan, Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta mengaku menyambut baik dan akan meningkatkan kapasitas dari moda transportasi bus, Transjakarta.

Hal itu, kata Kepala Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta Syafrin Liputo karena dengan adanya penambahan jadwal kereta yang juga menambah interval waktu melintas di perlintasan sebidang, akan mempercepat proses transisi moda transportasi dari pribadi ke publik.

"Semakin seringnya pintu lintasan tertutup, pengendara akan jenuh dan secara perlahan akan beralih ke Transjakarta. Begitu pergerakan orang di setiap perlintasan terhambat, kemacetannya panjang mereka akan mendapat suasana baru, bahwa lebih baik saya naik Transjakarta," kata Syafrin di Jakarta, Selasa.

Meski Transjakarta, kata Syafrin, tetap ikut mengantre dalam lintasan rel, namun moda transportasi tersebut memiliki keistimewaan dengan adanya jalur khusus yang dilengkapi dengan penerapan tilang elektronik di beberapa ruas jalur Transjakarta.

Baca juga: Gapeka baru, sejumlah perjalanan KRL bertambah mulai 1 Desember

"Walaupun dia dalam antrean rel, tapi dia mendapat prioritas untuk melintas karena dia ada jalur sendiri," tuturnya.

Meski demikian, Syafrin menegaskan pihak Pemprov DKI Jakarta tidak serta-merta melupakan kenyamanan pengendara pribadi dengan membangun underpass ataupun jalan layang (fly over) di jalan-jalan protokol yang memiliki pelintasan sebidang dengan jalur kereta api.

"Di lingkar luar Jakarta, itu fly over, kalau di lingkar dalam, kami dorong untuk underpass. Misalnya di Senen, Kemayoran semuanya kita dorong dibangun di bawah jadi mulai Manggarai, Dukuh Atas dan seterusnya itu semuanya kita dorong di bawah karena rencana ada hub line," ucapnya menambahkan.

Diketahui mulai 1 Desember 2019, PT KCI akan memberlakukan penambahan jumlah perjalanan KRL pada triwulan pertama pemberlakuan Gapeka 2019 ini sebanyak 86 Loop dengan 960 perjalanan KRL dengan jumlah total sarana KRL yang dioperasikan sebanyak 1.100 unit kereta.

Baca juga: Trek KRL akan diperpanjang hingga Cikampek

Jumlah perjalanan KRL untuk lintas Bogor Line sebanyak 405 perjalanan KRL yang terdiri dari Center Line (Bogor/Depok Jakarta Kota PP) terdapat 227 perjalanan dengan headway pada peak hour selama lima menit, dan lintas Loop Line (Bogor/Depok Jatinegara PP) terdapat 178 perjalanan dengan headway pada peak hour selama lima menit.

Sedangkan Jumlah perjalanan KRL Bekasi Line (Cikarang/Bekasi Jakarta Kota PP) sebanyak 174 perjalanan setiap harinya dengan headway pada peak hour selama 11 menit. Untuk lintas Serpong Line (Rangkasbitung/Parung Panjang/Maja/Serpong Tanah Abang PP) terdapat 178 perjalanan KRL pada lintas tersebut dengan headway pada peak hour selama 10 menit.

Sedangkan di lintas Tangerang Line (Tangerang-Duri PP) pada pemberlakuan Gapeka 2019 ini, terdapat perjalanan KRL sebanyak 98 perjalanan dengan headway pada peak hour selama 15 menit.

Baca juga: Tanpa izin, KAI nilai acara "Jakarta Mystical Tour" berbahaya

Sementara untuk lintas Tanjuk Priok Line (Tanjung Priok - Jakarta Kota PP) pada triwulan pertama Gapeka 2019 ini terdapat total perjalanan KRL sebanyak 56 perjalanan dengan headway pada peak hour selama 30 menit.

Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2019