Bayangkan kemarin di data ada 11 perusahaan air minum di bawah BUMN
Jakarta (ANTARA) - Kementerian BUMN akan mengevaluasi dan mengonsolidasikan semua anak, cucu dan cicit perusahaan milik negara.

"Ini akan dikonsolidasikan, artinya kita lagi melihat mana yang bisa digabung, kalau rugi dan bukan core bisnisnya serta tidak menguntungkan harus dievaluasi ulang, kalau bisa ditutup maka ditutup saja," kata Staf Khusus Kementerian BUMN Arya Sinulingga di Jakarta, Rabu.

Arya mengatakan bahwa Kementerian BUMN menyoroti anak, cucu, cicit serta turunan dari perusahaan BUMN ini karena banyak anak, cucu,l dan cicit perusahaan negara tersebut yang dibuat tanpa dasar yang jelas.

Kalau anak perusahaan negara tersebut tujuannya menguntungkan silakan dilanjutkan.

"Bayangkan kemarin di data ada 11 perusahaan air minum di bawah BUMN," ujar Arya.

Baca juga: Anak usaha Jiwasraya mencari mitra asing, selesaikan klaim polis

Selain itu, Kementerian BUMN juga menyoroti saling gugat menggugat antarperusahaan negara.

"Terdapat 13 kasus yang kami data dan ketahui. Ini akan kita coba untuk ke depannya tidak lagi seperti ini. Harusnya bisa didudukkan sama-sama, sebagai keluarga besar, lucu kalau antarBUMN saling gugat," kata Arya.

Sebelumnya Menteri BUMN Erick Thohir bergerak cepat dalam menjalankan misi Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengenai penciptaan birokrasi yang efektif dan efisien.

Baca juga: Kementerian BUMN: Kecil peluang holding BUMN Karya terbentuk

Untuk itu ia memanggil sejumlah nama yang dinilai dapat bekerja keras membantu menangani sekaligus mengawasi 142 perusahaan milik negara.

Untuk mengelola asset sebesar Rp8.200 triliun rupiah itu, Menteri BUMN tersebut membutuhkan teamwork yang kompak, yang diisi dengan orang-orang yang bukan hanya cerdas, tetapi juga akhlak yang baik.

Erick menambahkan bahwa dirinya berupaya agar mereka yang ada di dalam lingkungan BUMN, baik di kementerian maupun di unit usaha, adalah orang-orang dengan akhlak yang baik, berarti memiliki integritas tinggi dan komitmen yang kuat.

Baca juga: Setelah lengser, lima eks eselon I BUMN ini diangkat jadi direksi BUMN

 

Pewarta: Aji Cakti
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2019