setiap hari puluhan ikan mati di dalam kolam secara mendadak
Cianjur (ANTARA) - Petani ikan di Desa Sukamaju, Kecamatan Cianjur, Jawa Barat, merugi hingga puluhan juta rupiah karena ikan yang mereka budidayakan terserang penyakit aneh yang baru pertama kali dialami terjadi di wilayah tersebut.

"Sejak satu bulan terakhir penyakit aneh sudah menyerang berbagai jenis ikan yang kami budidayakan. Bahkan setiap hari puluhan ikan mati di dalam kolam secara mendadak," kata Lukman (41) petani ikan pada wartawan Rabu.

Hingga saat ini, petani di wilayah tersebut belum tahu pasti penyakit atau virus apa yang membuat ikan mati secara mendadak dan banyak secara serentak karena hal tersebut baru pertama kali terjadi selama mereka membudidayakan ikan.

"Ikan yang terserang penyakit sampai mati dengan tanda-tanda terdapat bintik merah, dan berubah warna menjadi kuning untuk lele dan untuk ikan nila di badannya dipenuhi jamur atau parasit," katanya.

Akibat terserang penyakit aneh tersebut, sebagian besar petani ikan di wilayah tersebut mengalami kerugian hingga puluhan juta rupiah karena hasil panen ikan tetap sama jumlahnya dengan bibit yang ditanam.

"Bibit yang budidayakan 2,5 kuintal, seharusnya bisa menghasilkan panen sebanyak lima kuintal. Namun sejak munculnya penyakit aneh ini, hasil panen tetap sama, sehingga rata-rata petani di wilayah ini, kehilangan pendapatan 2,5 kuintal atau Rp1,5 juta. Kalau ditotal tiap kolam mencapai puluhan juta, " katanya.

Kasi Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Vetenier Dinas Kelautan, perikanan dan Peternakan  Cianjur, M Agung Rianto, mengatakan penyakit yang menimpa petani ikan di Kecamatan Cianjur itu, akibat terserang penyakit Aeromonas yang tiba-tiba muncul akibat faktor cuaca.

Terlebih, ungkap dia, saat ini perubahan cuaca yang tidak menentu seperti saat ini, menyebabkan bakteri pada ikan tersebut dengan cepat menyerang, termasuk kualitas air yang tidak baik.

"Untuk penanggulangannya petani harus menambahkan antibiotik ke dalam kolam yang dicampur dengan bawang putih yang sudah dihaluskan. Kami akan mencoba turun ke lapangan karena baru mendapat laporan dari media," katanya.


Baca juga: Kata KKP, ikan Dewa di Jawa masuki masa punah
Baca juga: Omzet petani ikan di Sleman turun akibat kemarau
Baca juga: Pembudidaya ikan hias keluhkan dampak cuaca ekstrem

Pewarta: Ahmad Fikri
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2019