Jakarta (ANTARA) - Sutradara Danial Rifki mengungkapkan tantangan besar menggarap film "99 Nama Cinta" yang bergenre drama dengan sentuhan religi.

Menurut dia tidak mudah untuk memadukan cerita cinta dengan nuansa religi, apalagi yang bisa menginspirasi. Untuk itu, dia pun harus detail memperhatikan adegan dan dialog agar tidak menjadi sebuah polemik baru di masyarakat.

"Jadi, kisah cinta yang saling bertabrakan ini menjadi kisah cinta yang menarik untuk diikuti," ujar Danial Rifki dalam siaran pers yang diterima ANTARA di Jakarta, Rabu.

Danial mengatakan film "99 Nama Cinta" mendapat apresiasi positif dari penikmat film sejak pemutaran perdananya di bioskop sejak 14 November lalu. Dia pun merasa senang, bisa menghasilkan sebuah karya yang diminati masyarakat.

Menurut Danial Rifki, ada kisah cinta yang unik dalam film tersebut yang semakin memikat, saat diselipkan nuansa religi.

"Film '99 Nama Cinta' merupakan kisah cinta dua dunia yang sangat berbeda, malah saling berseberangan," ujarnya.

Film "99 Nama Cinta" mengisahkan kehidupan seorang produser acara gosip bernama Talia (Acha Septriasa) dan Ustaz muda bernama Kiblat (Deva Mahenra).

Keduanya berteman sejak kecil dan kemudian bertemu saat dewasa. Kehidupan Kiblat dan Talia sangat bertolak belakang.

Kiblat lulusan sekolah agama ternama dan berusaha membagikan ilmu agama di pesantren yang dikelola ayahnya, sementara Talia adalah seorang produser acara gosip yang memiliki banyak masalah kehidupan.

Keduanya kemudian kembali bertemu lantaran Kiblat harus menjalankan amanat orangtuanya mengajarkan ilmu agama pada Talia. Namun rupanya, membujuk Talia untuk belajar ilmu agama bukan hal mudah.

Film ini yang diproduksi oleh MNC Pictures ini juga dibintangi oleh Adinda Thomas, Susan Sameh dan sejumlah nama pemain lainnya.

Baca juga: Fero Walandouw puji akting Adinda Thomas di film "99 Nama Cinta"

Baca juga: Film "99 Nama Cinta" gelar penayangan perdana di sembilan kota

Baca juga: Susan Sameh bangga beradu peran dengan Acha Septriasa

Pewarta: Yogi Rachman
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2019