Perbaikan neraca perdagangan terjadi bukan karena penurunan impor, namun karena membaiknya ekspor
Jakarta (ANTARA) - Anggota Komisi XI DPR Junaidi Auly mengharapkan adanya perbaikan fundamental terhadap kinerja ekspor yang masih melemah dan defisit.

"Kami di DPR berharap pemerintah memiliki strategi-strategi jitu agar neraca perdagangan kita bisa surplus, dimana surplus itu ditopang oleh perbaikan fundamental ekspor," kata Junaidi dalam pernyataan di Jakarta, Rabu.

Baca juga: Presiden yakin defisit neraca dagang bisa diselesaikan tiga tahun

Junaidi mengatakan pembenahan fundamental ini sangat penting karena ekspor mempunyai peranan penting terhadap pelaksanaan ekonomi nasional.

Peranan itu antara lain memberikan kontribusi kepada pertumbuhan ekonomi, menjaga aliran devisa serta memicu lahirnya kegiatan investasi.

"Peranan ekspor terhadap tiga hal tersebut cenderung menurun dalam beberapa tahun terakhir. Oleh karena itu, perbaikan fundamental kinerja ekspor menjadi sangat mendesak," kata politisi PKS ini.

Dengan demikian, menurut dia, perbaikan neraca perdagangan terjadi bukan karena penurunan impor namun karena membaiknya ekspor.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) melansir neraca perdagangan pada Oktober 2019 mengalami surplus sebesar 161,3 juta dolar AS dengan nilai ekspor 14,93 miliar dolar AS dan impor 14,77 miliar dolar AS.

Meski demikian, neraca perdagangan kumulatif Januari-Oktober 2019 masih tercatat defisit 1,78 miliar dolar AS karena masih kuatnya pengaruh impor migas.

Dalam kesempatan terpisah, Presiden Joko Widodo meyakini persoalan defisit neraca perdagangan dan defisit transaksi berjalan bisa diselesaikan tak sampai tiga tahun melalui hilirisasi industri pertambangan.

"Kalau semuanya menuju pada hilirisasi dan industrialisasi, barang jadi dan setengah jadi, maka saya yakin tak sampai tiga tahun, semua problem defisit, bisa diselesaikan hanya dalam waktu tiga tahun," kata Presiden dalam acara Indonesian Association Mining Award 2019 di Jakarta, Rabu.

Baca juga: September 2019, ekspor minyak sawit Indonesia naik 13 persen
Baca juga: BPS: Defisit Januari-Oktober 2019 lebih kecil dibanding 2018

Pewarta: Satyagraha
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2019