Jakarta (ANTARA) - Grup vokal asal California, Amerika Serikat, Why Don't We (WDW) mengaku puas tampil perdana di Indonesia dalam  tur "8 Letters Tour" yang dihelat di The Kasablanka Hall, mal Kota Kasablanka, Jakarta, Kamis (21/11) malam.

Penampilan mereka di Jakarta itu sekaligus menutup rangkaian tur "8 Letters Tour" di Asia. Mereka sebelumnya tampil di negara lain Asia, seperti Malaysia dan Singapura.

Dibuka dengan lagu "Trust Fund Baby", "M.I.A", dan "Choose", grup beranggotakan lima anak muda itu menyapa Limelights, sebutan bagi para penggemarnya, dengan mengenakan setelan kostum senada, warna merah dan hitam.

"Kami senang sekali bisa datang ke Indonesia. Kami tahu kalian selalu minta kami untuk datang ke sini. Aku sangat suka Jakarta, energinya luar biasa," kata anggota tertua WDW, Jonah Marais.

Grup yang digawangi oleh Jonah Marais, Corbyn Besson, Daniel Seavey, Jack Avery, dan Zach Herron itu dikenal sangat enerjik di atas panggung.

Baca juga: The Overtunes buka konser Why Don't We dengan lagu pilihan fans

Mereka berlima dengan kompak membawakan lagu-lagu populer dengan koreografi dinamis, serta didukung tata panggung dan sorot lampu yang berkilauan.

Bukan hanya lagu-lagu upbeat, WDW juga tampil dengan lagu-lagu mereka dengan tempo lembut, seperti "In Too Deep", "Hard", dan "Friends".

Meski menyanyikan lagu-lagu berlirik sedih, penampilan itu tidak menyurutkan energi para Limelights. Mereka tetap  semangat dan ikut bernyanyi dengan para idolanya.

Serba bisa
Jack Avery tampil dalam "8 Letters Tour" yang dihelat di The Kasablanka Hall, mal Kota Kasablanka, Jakarta, Kamis (21/11/2019). (ANTARA/Arnidhya Nur Zhafira)


Boy band seringkali identik dengan sekelompok musikus yang bisa menyanyi dan menari secara bersamaan demi menghibur para penggemar mereka. WDW seakan mendobrak tradisi itu dan menyuguhkan lebih kepada Limelights.

Pada pertengahan konser, beberapa kru terlihat membawakan sebuah synths yang ternyata akan dimainkan oleh Daniel Seavey.

Mereka kemudian menyanyikan medley dari lagu-lagu pop terkini seperti "Finesse" hingga "Lucid Dreams" yang masing-masing dipopulerkan oleh Bruno Mars dan Juice WRLD.

Sebelum membawakan lagu pertama mereka, "Taking You", Limelights disuguhkan pula dengan sebuah video pengantar yang menceritakan perjalanan grup itu sejak debut pada 2016.

Penampilan itu kemudian dilanjutkan dengan lagu hit, "8 Letters" yang seakan mengantarkan suasana emosional kepada para penggemarnya.

Baca juga: Tak cuma "dance", Why Don't We juga tampil akustikan

"Kalian benar-benar mengubah hidup kami. Kami tidak menyangka kalau bakal bisa sampai sejauh ini. Aku pikir, malam ini benar-benar show terbaik," kata Jonah Marais disambut sorai penonton.

Berbagi cerita

Why Don't We kemudian kembali tampil dengan lagu-lagu upbeat yang menggugah semangat penonton untuk menari dan menyanyi bersama, seperti lagu "Why Don't We Just", "Hooked", "Big Plans", hingga "These Girls".

Kelima personel muda itu dengan mulus berhasil mengusung berbagai alunan emosi. Setelah menyuguhkan lagu-lagu ceria, mereka beralih ke lagu yang lebih santai seperti "Cold in LA" dan "Unbelievable".
 
(Ki-ka) Jonah Marais, Corbyn Besson, Zach Herron Jack Avery dan Daniel Seavey dalam "8 Letters Tour" yang dihelat di The Kasablanka Hall, mal Kota Kasablanka, Jakarta, Kamis (21/11/2019). (ANTARA/Arnidhya Nur Zhafira)


​​​​​​​Menjelang akhir konser, lampu mendadak padam. Situasi itu sempat mengejutkan penggemar. Tak lama, aneka alat musik dibawakan oleh kru dan WDW kembali ke atas panggung.

Menyadari bahwa mayoritas penggemar yang hadir adalah anak-anak muda, salah satu personel WDW, Corbyn Besson, membagi cerita grupnya sebelum dikenal khalayak seperti saat ini.

"Terima kasih buat malam ini. Kalian, jangan pernah menyerah dengan mimpi kalian karena mimpi itu bisa menjadi kenyataan. Ini adalah mimpi kami untuk bisa berada di panggung ini," kata Besson.

"Buat kalian yang sedang berjuang meraih mimpi, percayalah kalau langit adalah batasmu. Semoga WDW bisa menginspirasi kalian seperti bagaimana kami terinspirasi oleh Limelights. Thank you for being alive," ujarnya.

Pertunjukan itu pun ditutup dengan lagu terbaru "What Am I" secara akustik. Jonah Marais tampil memainkan keyboard, Jack Avery, Corbyn Besson, dan Zach Herron memainkan gitar, sedangkan Daniel Seavey dengan lihai memainkan alat musik selo.

"Sekali lagi terima kasih. Kami pastikan kami akan kembali lagi ke Jakarta," kata Besson dan Marais sembari menutup konsernya.

Baca juga: Why Don't We siap gelar konser perdana di Jakarta

Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Imam Santoso
Copyright © ANTARA 2019