Jakarta (ANTARA) - Politisi Partai Golkar Bambang Soesatyo menegaskan dirinya akan maju dalam kontestasi pemilihan Ketua Umum Partai Golkar dalam Musyawarah Nasional (Munas) pada Desember 2019.

Dia mengatakan, dirinya maju dalam kontestasi tersebut karena ada komitmen yang tidak dipenuhi oleh Airlangga Hartarto.

Baca juga: Kosgoro: Airlangga dan Bamsoet bisa seperti Soekarno-Hatta

Baca juga: Ace minta kubu Bamsoet tidak perlu menjelekan Airlangga

Baca juga: Mayoritas DPD Provinsi dukung Airlangga kembali pimpin Golkar


"Jadi kalau kemudian pada akhirnya hari ini saya menyatakan maju itu karena ada komitmen yang tidak ditunjukkan atau tidak dipenuhi. Karena saya dalam posisi sulit, para pendukung saya sudah melakukan pengorbanan karena mendukung," kata Bamsoet di Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat.

Dia menjelaskan, dirinya dan Airlangga bersepakat adanya komitmen ksatria atau "gentlemen agreement" yaitu Golkar harus kondusif jelang pelantikan Presiden-Wapres terpilih pada Oktober 2019 apalagi saat itu terjadi demonstrasi mahasiswa.

Bamsoet menjelaskan, saat itu dirinya bersedia dicalonkan menjadi Ketua MPR oleh Partai Golkar dengan suatu kondisi bahwa seluruh pendukungnya harus ada juga upaya rekonsiliasi kedua belah pihak.

Menurut dia, dalam kesepakatan yang disaksikan Agus Gumiwang dan Adies Kadir itu, terdapat komitmen bahwa para pendukung Bamsoet dipulihkan kembali posisinya ke semula dan dirangkul dalam penyusunan Alat Kelengkapan Dewan (AKD) DPR dan kepengurusan Partai Golkar.

"Komitmen itu kemudian disanggupi, maka kami berdua berjabat tangan. Berjalanlah proses bahwa kami berdua 'cooling down' untuk kepentingan sebesar-besarnya kondisi negara saat itu yang gaduh dan Golkar memulainya dengan situasi yang kondusif," ujarnya.

Namun dalam perjalanannya menurut dia, bukan rekonsiliasi yang ditunjukkan dengan merangkul dan memulihkan posisi-posisi para pendukungnya namun mereka digeser ke komisi yang bukan bidangnya atau tidak diminati.

Peristiwa itu menurut Bamsoet yang membuat dirinya dalam posisi sulit dan tidak bisa terus menerus berpegang pada posisi "cooling down" karena dirinya berprinsip tidak pernah melanggar komitmen apapun.

"Dan yang paling membuat hati saya miris adalah tenaga ahli Fraksi Partai Golkar yang sebetulnya tidak tahu menahu, tidak punya dosa apa-apa karena mendukung saya, mereka kemudian diberhentikan dan diganti dengan yang lain," katanya.

Dia menegaskan bahwa dirinya maju sebagai caketum Golkar tujuannya untuk menjaga keutuhan dan mengembalikan khittah perjuangan partai karena ada pihak-pihak yang terzolimi.

Menurut dia, para senior Golkar juga telah memberikan dukungan kepada dirinya untuk tetap maju dalam pertarungan Munas Golkar pada 3-6 Desember mendatang.

"Dan saya punya kewajiban untuk memperbaiki tata kelola partai yang selama ini tidak dirasakan oleh daerah-daerah, tidak dirasakan bahwa partai mengayomi kawan-kawan di daerah sehingga perolehan suara Golkar menjadi merosot," katanya.

Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019