Solo (ANTARA) - Sutradara Dedi Setiadi mengatakan film "Nagabonar Reborn" berupaya mengajak para pemuda mencintai negara.

"Dalam film ini, Nagabonar tetap mengusung sosok jujur, lugu, cinta negara, nasionalis, dan sangat menghormati perempuan. Bukan hanya bisa ngerayu, ngegombal seperti anak sekarang," kata Dedi di sela promo film yang dibintangi Gading Marten itu di Solo, Sabtu.

Hal paling penting, menurut Dedi, adalah film tersebut bukan hanya membuat para penonton tertawa, melainkan juga menumbuhkan rasa cinta kepada bangsa di kalangan generasi muda.

Sementara, Produser film "Nagabonar Reborn" Gusti Randa mengatakan film tersebut dikemas berbeda dibanding film-film Nagabonar versi sebelumnya. "Nagabonar Reborn" lebih menonjolkan unsur komedi dengan mempertahankan sisi romantisme dari tokoh utama.

Baca juga: Perjuangan cinta di "Nagabonar Reborn"

"Market penonton kami generasi muda usia 13-17 tahun. Lebih banyak sentuhan milenial, ada komedi, percintaan. Jangan sampai ada pemikiran itu film perjuangan. Tapi, tetap ada pesan edukasi. Memang lebih dikonsepkan seperti itu, sehingga milenial lebih menyukainya," katanya.

Gusti Randa mengatakan film tersebut bukan sekuel dari film Nagabonar sebelumnya melainkan film dengan versi lengkapnya.

Meski belum memegang data jumlah penontonnya, dia meyakini antusiasme masyarakat terhadap "Nagabonar Reborn" cukup baik.

"Yang pasti dari yang awalnya hanya diputar di 73 layar, saat ini naik jadi 80 layar," katanya.

Baca juga: Alasan pemilihan Gading Marten sebagai Nagabonar

Salah satu pemeran "Nagabonar Reborn", Elly Sugigi, mengatakan tantangan yang dihadapinya antara lain peran sebagai orang Medan.

"Padahal, saya kan asli Betawi. Selain itu, saya juga harus bisa komedi. Yang pasti saya senang karena itu film pertama saya yang banyak scene-nya," kata pemeran Bidah itu.

Pemeran lain, Rita Matumona mengatakan karakter Nagabonar terbangun dari awal, yaitu saat dia mulai lahir hingga ditinggal ayahnya karena dibunuh penjajah Belanda.

"Di sana diceritakan, bagaimana ibu dari Nagabonar merawat anaknya sendiri. Peran ibunya juga lebih diangkat oleh penulis karena secara tradisi, di Batak, memang pria Batak sangat patuh dan mendengar kata ibunya," kata pemeran ibu Nagabonar itu.

Baca juga: Roby Tremonti dan Rifky Alhabsyi belajar logat Batak dari supir

Pewarta: Aris Wasita
Editor: Imam Santoso
Copyright © ANTARA 2019