Jakarta (ANTARA News) - Wakil Ketua Komisi I DPR RI Yusron Ihza Mahendra mengingatkan Departemen Pertahanan dan Mabes TNI agar tidak menjadi lembaga "cost centre" tetapi juga berperan menjadi "profit centre" dalam perannya membangun bangsa. "Saya meminta Departemen Pertahanan dan Markas Besar Tentara Nasional Indonesia harus menjadi lokomotif (perekonomian nasional) yang sanggup menarik gerbong perekonomian rakyat," tandasnya kepada ANTARA di Jakarta, Sabtu. Yusron Ihza Mahendra, berbicara dalam satu seminar hari ini, mengungkapkan untuk memenuhi kebutuhan esensial seperti soal pertahanan keamanan saja Indonesia tidak sanggup memenuhinya. Buktinya, dari usulan anggaran Rp100 Triliun sebagai `essential minimum` hanya sepertiga yang dipenuhi Pemerintah, ungkap Yusron. Oleh karena itu, upaya nyata yang mesti dilakukan kini adalah membuat Dephan dan TNI menjadi lokomotif yang menarik gerbong perekonomian rakyat. "Artinya, Dephan dan TNI harus jadi `profit centre` bukan `cost centre` lagi," kata Yusron. Ia menganjurkan beberapa institusi seperti Departemen Perdagangan, Departemen Perindustrian, Kementerian Komunikasi dan Informatika dan Kementerian BUMN bekerjasama dengan Dephan dan Mabes TNI. Kemampuan dan pengalaman TNI sebagai lembaga maupun individu bisa dimanfaatkan, misalnya menjadi `think thank` untuk menghadirkan unit-unit ekonomi berorientasi bisnis, demikian Yusron. (*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2008