Solo (ANTARA) - Amartha Hangtuah enggan diremehkan ketika tampil di partai final Piala Presiden Bola Basket di GOR Sritex Arena, Solo, Sabtu petang ini, sedangkan lawannya Satria Muda Pertamina Jakarta tidak mau bersikap jemawa meskipun punya rekam jejak yang lebih mentereng.

Hangtuah lolos ke final setelah berhasil menuntaskan revans atas Satya Wacana Salatiga. Kalah di pertemuan pertama penyisihan grup, Hangtuah memetik kemenangan yang maknanya lebih penting di semifinal.

Baca juga: Penuhi target capai final, Hangtuah ingin bawa cerita manis dari Solo

Lolos ke final dan bertemu tim dengan sejarah juara tak sedikit pun membuat Hangtuah gentar.

Bahkan, sang pelatih Harry Prayogo menyebut bertemu tim sekelas Satria Muda bakal lebih menarik, karena jadi kesempatan para pemain Hangtuah belajar lebih banyak mengenai karakter bermain.

"Mudah-mudahan bisa," kata pelatih yang akrab disapa Ai itu ditemui di Solo, Sabtu.

"Kalau dulu kita bicara Hangtuah selalu soal papan tengah, tapi saya rasa dengan kualitas anak-anak sekarang mereka sudah menunjukkan pantas bersaing di papan atas," ujarnya.

Baca juga: Hadapi Piala Presiden, Abraham Wenas tak mau Hangtuah terlena

Terlebih ini jadi partai final kedua yang dicapai Hangtuah dalam dua bulan terakhir, setelah Oktober lalu tampil di laga pemungkas Piala Raja di Yogyakarta.


Main baik tanpa jemawa

Kubu Satria Muda menyongsong final dengan sikap berusaha serendah hati mungkin.

Sebab, berkali-kali pelatih kepala anyar mereka, Milos Pejic, menegaskan bahwa tim yang ditanganinya itu tak ubahnya sebuah tim baru juga.

Baca juga: Milos Pejic sebut Satria Muda masih butuh banyak pelajaran

Kehadiran beberapa pemain anyar serta terdorongnya sejumlah nama yang lebih muda karena sebagian pilar diboyong tim nasional, membuat Satria Muda masih butuh banyak adaptasi.

"Final nanti saya hanya ingin kami main sebaik mungkin, tampil laiknya sebuah tim yang layak tampil di final," kata Pejic.

Hal itu diamini Christian Gunawan yang menegaskan bahwa timnya tidak boleh jemawa menghadapi Hangtuah di final nanti.

Baginya nama besar dan rekam jejak panjang bisa saja tak berarti apapun ketika lemparan mula sudah dilakukan.

"Enggak bisa juga kami meremehkan Hangtuah, mereka di Piala Raja juga final kan," kata Christian.

"Yang terpenting kami harus bisa memulihkan kebugaran supaya tanding dengan tenaga penuh," ujarnya melengkapi.

Satria Muda juga sempat kalah di Piala Presiden Bola Basket, melawan tim baru Louvre Surabaya yang boleh dibilang sebagai hasil mengejutkan dan seharusnya menyadarkan Pejic bahwa harus ada yang dibenahi dalam timnya.

Baca juga: Hangtuah lewati Satya Wacana demi melangkah ke final

Baca juga: Atasi Pelita Jaya, Satria Muda hadapi Hangtuah di final Piala Presiden

Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2019