Yogyakarta (ANTARA News) - Berbagai upaya yang dilakukan Amerika Serikat, Eropa dan China untuk menyelamatkan pasar uang mereka pasca bangkrutnya Lehman Brothers, dapat meredam dampak gejolak ekonomi global di Indonesia. "Jika melihat upaya yang dilakukan AS, Eropa dan China yang sudah mulai agresif, sementara sikap Indonesia cenderung berhati-hati, maka dampaknya tidak akan besar," kata ekonom dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Dr Sri Adiningsih di Yogyakarta, Minggu. Untuk mengatasi kesulitan likuiditas akibat runtuhnya bursa saham AS tersebut, Fed akan menggelontorkan dana sebesar 70 miliar dolar AS. Selain itu, 10 bank investasi global juga membentuk konsorsium yang sanggup menyediakan dana sebesar 70 miliar dolar AS. Kesepuluh bank tersebut adalah Bank of America, Barclays, Citibank, Credit Suisse, Deutsche Bank, Goldman Sachs, JP Morgan, Merrill Lynch, Morgan Stanley, dan UBS, yang masing-masing memberi fasilitas jaminan senilai tujuh miliar dolar AS. Selain itu, Barclays juga setuju membeli `core business` Lehman, yaitu bank investasinya yang dapat menyelamatkan sekitar 8.500 karyawan Lehman yang sempat terancam pemutusan hubungan kerja (PHK). Di saat yang sama, harga minyak dunia mulai turun, dari 147 dolar AS per barel pada pertengahan Juli, kini menjadi 92,79 dolar per barel. Menurut Adiningsih, di Indonesia kondisi ekonomi makro-nya cukup baik, meski inflasi hingga Agustus tinggi yaitu mencapai 11,85 persen. Namun, pertumbuhan ekonominya mencapai 6,3 persen, dan cadangan devisa sebesar 58,3 miliar dollar AS. Selain itu, kata dia,, Bank Indonesia (BI) yang bertindak hati-hati dan waspada, juga akan menekan kepanikan pasar uang di Indonesia. Sebelumnya, Gubernur BI Boediono mengatakan dalam waktu dekat pemerintah mungkin akan memakai dananya di BI untuk keperluan pembangunan, atau tindakan lain, jika dana pemerintah di BI dianggap terlalu banyak dan akan menyedot uang yang banyak dari perekonomian. Beberapa tindakan tersebut di antaranya mempercepat pencairan, menempatkan dana pemerintah di perbankan yang memang dipakai untuk berbagai pembayaran, sehingga uang tersebut akan berputar kembali dan dapat menurunkan suhu perekonomian yang penyebabnya dari faktor likuditas. (*)

Copyright © ANTARA 2008