Solo (ANTARA) - Pelatih kepala Satria Muda Pertamina Jakarta Milos Pejic menegaskan bahwa keberhasilan menjadi juara Piala Presiden Bola Basket masih langkah pertama bagi tim yang baru ditanganinya sejak awal Oktober tersebut.

Satria Muda menjadi juara usai menghentikan perlawanan Amartha Hangtuah 51-43 dalam partai final di GOR Sritex Arena, Solo, Minggu malam.

Baca juga: Satria Muda juara Piala Presiden Bola Basket, hentikan Hangtuah 51-43

"Selamat kepada para pemain, mereka banyak kehilangan tenaga menuju final," kata Pejic dalam jumpa pers purnalaga.

"Kami meraih Piala Presiden ini berkat tenaga dan pertahanan yang sangat baik," ujarnya menambahkan.

Pejic hanya menurunkan tujuh pemain di partai final, bahkan Christian Gunawan hampir melahap 40 menit penuh dan hanya diberi waktu beristirahat di bangku cadangan selama kurang dari tiga menit.

Kontribusi pemain yang akrab disapa Coke itu memang cuma berupa empat poin dan enam rebound di catatan statistik, namun ia praktis menjadi pengatur serangan utama Satria Muda sepanjang laga.

Baca juga: Milos Pejic sebut Satria Muda masih butuh banyak pelajaran

Tampil hanya dengan tujuh pemain dinilai sang kapten Arki Dikania Wisnu jadi pelajaran yang sangat berharga bagi mereka yang sempat melantai sekaligus jadi ajang untuk memperlihatkan peningkatan kualitas permainan.

"Ini pengalaman buat tujuh pemain yang main ini, kalau lihat Coke udah kayak pemain asing hampir 40 menit," kata Arki.

"Dengan gim yang cukup ketat, semua pemain belajar. Ini pelajaran buat kami berkembang menjadi lebih baik sebagai sebuah tim," ujarnya menambahkan.

Arki sendiri jadi penyumbang angka terbanyak Satria Muda lewat 13 poin dan enam rebound, namun semua rekan-rekannya yang melantai mencetak sekurang-kurangnya empat poin untuk mengantarkan gelar juara kali ini.
Pelatih kepala Satria Muda Pertamina Jakarta Milos Pejic (tengah) berpose dengan trofi Piala Presiden Bola Basket usai menjuarainya di GOR Sritex Arena, Solo, Minggu (24/11/2019). (ANTARA/Gilang Galiartha)


"Ini langkah pertama untuk tim ini. Kami tentu masih punya banyak kekurangan yang harus diperbaiki. Ada banyak pemain yang butuh waktu agar kondisinya cukup bugar dan bisa ikut berlatih penuh," ujar Pejic.

Satria Muda meninggalkan Solo dengan raihan uang hadiah sebesar Rp150 juta, yang dijanjikan oleh panitia penyelenggara Piala Presiden Bola Basket bakal cair selambat-lambatnya pada Rabu (27/11).

Gelar juara Piala Presiden juga praktis menjadi modal bagi Satria Muda untuk optimistis menyongsong musim baru Liga Bola Basket Indonesia (IBL) 2020, termasuk pelajaran berharga yang didapat dari kekalahan melawan tim anyar Louvre Surabaya.

Baca juga: Pelita Jaya posisi ketiga Piala Presiden usai atasi Satya Wacana

Baca juga: Tundukkan Bima Perkasa, Prawira rebut peringkat kelima Piala Presiden

Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Irwan Suhirwandi
Copyright © ANTARA 2019