Jakarta (ANTARA) - Kementerian Luar Negeri RI (Kemlu) mendorong ekosistem startup atau perusahaan rintisan dalam negeri untuk menjadi penyokong diplomasi ekonomi, yang merupakan salah satu prioritas kebijakan luar negeri Indonesia.

Dalam acara Kemlu for Startup yang digelar di Jakarta, Senin, Wakil Menteri Luar Negeri Mahendra Siregar mengatakan bahwa perusahaan rintisan dalam ekonomi digital adalah tumpuan penting pendorong perekonomian negara di masa depan.

"Dan tentu perusahaan rintisan merupakan andalan yang menjadi salah satu tugas dan pilar utama Kemlu untuk diplomasi ekonomi," ujar Mahendra.

Dikaitkan dengan konteks perekonomian dunia saat ini, Mahendra menyebut perekonomian dunia mengalami tingkat pertumbuhan ekonomi terendah sejak krisis keuangan global 10 tahun lalu serta perdagangan internasional yang juga terendah sejak 20-an tahun lalu.

Menurut Mahendra, Indonesia sebagai negara dengan pasar yang besar mampu bertahan lebih baik tanpa perlu menutup diri dan menerapkan prinsip proteksionisme yang dianggap "hanya menimbulkan inefisiensi."

 Baca juga: Periode 2019-2024, Kemlu lanjutkan prioritas 4+1 dalam polugri RI

"Yang bisa dilakukan adalah mendorong suatu ekosistem dan daya saing yang muncul yang berbasis dalam negeri tapi kemudian sanggup bersaing di tingkat internasional, hal ini cocok bagi sektor informasi teknologi, digital, dan internet," ujar dia.

Untuk melakukan hal itu, Kemlu menjalin koordinasi dengan Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek), yang melakukan pembinaan langsung kepada pelaku usaha rintisan lewat program Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (PPBT).

Dalam jangka waktu 2015 hingga 2019, tercatat sebanyak 749 perusahaan rintisan dan 558 calon perusahaan rintisan masuk ke dalam program inkubasi bisnis Kemenristek.

Menristek Bambang Brodjonegoro, dalam kesempatan yang sama, menekankan bahwa pengembangan perusahaan rintisan berbasis teknologi mesti diimbangi dengan pengembangan perusahaan pemula di sektor riil.

Langkah itu dimaksudkan untuk mengimbangi pelaku perusahaan rintisan yang tidak hanya menyediakan wadah atau platform, namun juga komoditas, khususnya dalam sektor jual-beli.

"Kalau tidak siap dengan perusahaan rintisan di sisi barang yang hendak dijual, platform itu akan dipenuhi dengan barang impor," ujar Bambang.

Baca juga: Kemlu pastikan Putra Mahkota Saudi kunjungi Indonesia, bahas kerja sama ekonomi

Baca juga: Kemlu pastikan kesepakatan bisnis Indonesia dan Afrika terlaksana


Baca juga: Kemlu: belum ada kedekatan ekonomi Indonesia dengan negara-negara Islam
 

Kemlu RI Fasilitasi Pelaku UMKM ke Amerika Selatan

Pewarta: Suwanti
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2019