Seakan-akan saya datang ke sini serasa stadion di Eropa

Panitia Kejuaraan Sepak Bola Pelajar Asia 2019 nampaknya masih harus belajar mengenai konsistensi pengelolaan petugas keamanan saat menyelenggarakan ajang besar.

Dari pengamatan pewarta, petugas keamanan yang terdiri dari Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) baru diterjunkan dalam jumlah yang cukup saat stadion itu didatangi pejabat.

Padahal saat tim pelajar Indonesia bermain, animo penonton sangat tinggi. Bahkan saat pertandingan kedua fase grup melawan Korea Selatan (Korsel), tribun media juga dipenuhi oleh para penonton yang sedikit banyak mengganggu kerja para pewarta.

Barulah pada babak kedua, para penonton yang memasuki tribun media itu dapat ditertibkan untuk kembali mengisi tribun-tribun lain, yang juga sudah penuh sesak.

Petugas keamanan juga baru aktif melarang masuknya botol air mineral setelah terjadinya aksi lempar botol pada pertandingan semifinal tim pelajar Indonesia melawan Malaysia. Pada pertandingan-pertandingan sebelumnya, larangan itu sama sekali tidak diterapkan.

Walhasil, hanya pada hari terakhir penyelenggaraan, para penonton dilarang membawa botol air mineral dan harus menggantinya dengan kemasan plastik.

Masalah lain terkait kepanitiaan adalah ketidak jelasan prosedur konferensi pers purnalaga. Pada sejumlah pertandingan, para pewarta dapat melakukan ruang konferensi pers untuk menggali informasi dari para pelatih dan pemain setelah mereka bertanding.

Pada beberapa laga lainnya, panitia tidak mengarahkan pihak-pihak yang dapat dijadikan narasumber untuk menuju ruang konferensi pers, sehingga para pewarta melakukan wawancara "doorstop" di berbagai tempat, seperti di tepi lapangan, atau area menuju ruang ganti pakaian pemain.

Animo penonton

Seperti telah disampaikan di atas, animo penonton sangat tinggi saat tim pelajar Indonesia bermain di Stadion Batakan. Pada pertandingan pertama fase grup melawan Sri Lanka, terdapat sekitar 20.000 orang yang menyaksikan secara langsung di stadion.

Baca juga: Timnas pelajar Indonesia bantai Sri Lanka 8-0 di laga perdana

Jumlah itu mungkin dapat dikatakan wajar mengingat pertandingan diselenggarakan pada Minggu (17/11), sehingga para penonton memang meluangkan waktu untuk menyaksikan tim pelajar.

Pada pertandingan kedua, tim pelajar Indonesia menghadapi Korsel, terdapat lebih dari 20.000 penonton yang menonton langsung di stadion. Pertandingan itu dimainkan pada Selasa (19/11) pukul 18.00 WITA.

Sedangkan pada pertandingan terakhir fase grup, Supriadi dkk bermain melawan China pada Rabu (20/11), jumlah penonton semakin membludak. Namun banyaknya jumlah penonton tidak membuat tribun atas dibuka.

Puncaknya terjadi pada pertandingan semifinal melawan tim pelajar Malaysia pada Jumat (22/11). Tribun atas stadion itu dibuka dan dipadati para pendukung tim pelajar Indonesia. Sehingga sah untuk mengatakan bahwa Stadion Batakan yang berkapasitas 40.000 penonton terisi penuh.

Selain itu, Kejuaraan Sepak Bola Pelajar Asia 2019 juga menjadi ajang para penggemar untuk menemui secara langsung idola mereka. Para pemain tim pelajar Indonesia menjadi salah satu pujaan baru masyarakat Balikpapan, yang terus-menerus mengerubuti dan mengajak swafoto saat para pemain meninggalkan stadion untuk naik bus.

Kontingen lain yang "digilai" oleh para penonton adalah tim Korsel. Para pemain tim pelajar Korsel menjadi pemain-pemain paling laris, setelah para pemain tim pelajar Indonesia, untuk diajak swafoto atau sekedar memberikan lambaian tangan dari dalam bus.
 
Seorang penonton pertandingan Grup B Kejuaraan Sepak Bola Pelajar Asia 2019 Korea Selatan melawan China, mengajak seorang pemain tim pelajar Korsel berswafoto setelah pertandingan tersebut berlangsung, di Stadion Batakan, Balikpapan, Senin (18/11/2019). (ANTARA/A Rauf Andar Adipati)


Baca juga: Anggota tim pelajar Korsel jadi buruan swafoto para penonton

Akses yang terbatas

Banyaknya penonton yang ingin menyaksikan pertandingan melawan tim pelajar Malaysia menimbulkan masalah kecil bagi pelaksanaan pertandingan. Bus kedua tim, Indonesia dan Malaysia, terlambat sampai ke dalam stadion sehingga pelaksanaan pertandingan tertunda sampai lebih dari satu jam.

Selain banyaknya penonton yang datang, hal lain yang mengakibatkan keterlambatan bus pemain adalah akses jalan yang terbatas. Dari jalan besar, yakni Jalan Mulawarman, hanya ada satu akses jalan sepanjang kurang lebih satu kilometer menuju Stadion Batakan.

Saat jalan tersebut dipadati ribuan kendaraan untuk keluar dan masuk stadion jelas kemacetan parah yang terjadi. Pihak kepolisian pun mengalami kesulitan untuk mengatasi masalah itu.

Apapun masalah yang ada, seyogyanya dapat dijadikan evaluasi bagi panitia pertandingan. Secara umum, turnamen itu berjalan dengan baik, menjadikan sepak bola sebagai sarana hiburan bagi para penonton sekaligus menjadi sarana mengasah keterampilan bagi para pemain tim pelajar Indonesia.

Besar harapan pada masa yang akan datang tim pelajar Indonesia dapat melakukan persiapan dengan lebih matang. Sehingga, Elang Muda Asia bukan hanya melangkah sampai ke semifinal, namun mampu mengangkat trofi juara.

Baca juga: Pelatih tim pelajar Indonesia puas dengan semangat juang pasukannya

Baca juga: Tim Indonesia raih peringkat ketiga Kejuaraan Sepak Bola Pelajar Asia

Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2019