Manama (ANTARA) - Qatar dan Kuwait mengatakan kepada AS bahwa mereka akan bergabung dengan koalisi angkatan laut pimpinan AS di Teluk, yang dibentuk untuk merespons serentetan serangan tanker minyak, menurut pejabat militer AS, Senin.

Koalisi, yang berbasis di Bahrain dan dikenal sebagai International Maritime Security Construct (IMSC), dibentuk setelah serangan awal tahun ini menyoroti risiko gangguan terhadap ekspor minyak Teluk yang dikirim melalui Selat Hormuz.

AS menuding Iran menjadi dalang peristiwa tersebut, tuduhan yang ditepis oleh Teheran.

"Qatar dan Kuwait telah mengatakan kepada kami bahwa mereka akan bergabung, hanya tinggal masalah waktu saja," kata Kolonel AS John Conklin, kepala staf koalisi.

Conklin mengatakan mereka diharapkan dapat memberikan personel dan kapal patroli. Amerika Serikat sedang terlibat dalam pembicaraan dengan Kanada soal gabung dengan gagasan tersebut, kata Conklin, yang berbicara selama perjalanan ke Timur Tengah dengan Pimpinan Kepala Staf Gabungan Jenderal Mark Milley. Milley tiba di Arab Saudi pada Senin.

Sejauh ini koalisi telah menerima sambutan hangat untuk bergabung dari Albania, Australia, Bahrain, Arab Saudi, Uni Emirat Arab dan Inggris.

Pada saat bersamaan, Prancis mempelopori misi pimpinan Eropa di luar dari gagasan maritim yang diketuai AS, yang sejumlah negara Eropa khawatirkan akan memperparah tensi AS dengan Iran.

"Sepengetahuan saya belum ada yang bergabung dengan koalisi (Prancis) dan mereka sudah berupaya untuk sementara waktu tetapi belum sangat berhasil," kata Conklin.

Sumber: Reuters

Baca juga: Iran: koalisi AL Eropa untuk Teluk kirim pesan permusuhan
Baca juga: Jepang tak mau gabung koalisi maritim pimpinan AS di Teluk


 

Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2019