penggunaan teknologi canggih seperti big data, pengingat pintar buatan, cloud computing, serta sensor pengendali data awal mesti diterapkan dan digunakan dengan baik.
Jakarta (ANTARA) - Guru Besar bidang Ilmu Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Renald Kasali menilai bahwa inovasi teknologi bidang pangan perlu dikembangkan agar mampu mencukupi kebutuhan pangan secara baik.

"Memasuki tahapan kemajuan teknologi 4.0 perlu dilakukan inovasi bidang pangan, yang diharapkan dapat mendorong tumbuhnya industri yang berbasis pertanian," kata Rhenald Kasali dalam diskusi bertema "Program Ketahanan Pangan Menuju Kemandirian Pangan" oleh Lembaga Kajian Nasional (LKN) di Jakarta, Selasa.

Ia mengatakan penggunaan teknologi canggih seperti big data, pengingat pintar buatan, cloud computing, serta sensor pengendali data awal mesti diterapkan dan digunakan dengan baik.

Saat ini, ia menambahkan tantangan pangan yang dihadapi Indonesia adalah peningkatan jumlah penduduk yang berlawanan dengan menyusutnya lahan pertanian sekitar 100 ribu ha per tahun.

Baca juga: Beli beras online, Bulog luncurkan supermal pangan

Dalam kesempatan sama, Sekretaris Jenderal Dewan Ketahanan Nasional (Wantannas) Achmad Djamaludin mengatakan Indonesia memiliki sumberdaya melimpah, tetapi belum semua dieksplorasi untuk menghasilkan dan mencukupi komoditi pangan nasional.

Ke depan, lanjut dia, produksi beras diperkirakan tidak akan mencukupi kebutuhan, untuk itu perlu dilakukan deversifikasi pangan non beras yang selama ini menjadi pangan pokok spesifik di masing-masing wilayah.

"Komoditas spesifik seperti porang diminta untuk tidak diekspor dalam bentuk segar atau bibit. Sagu di Papua juga mesti dipertahankan sebagai sumber pangan spesifik Papua," paparnya.

Menurut dia, sagu, jagung, ubi jalar cukup potensial sebagai pengganti beras. Posisi beras sebagai pangan yang bergengsi harus dikikis dengan pengertian tentang pangan lain yang bernilai gizi baik.

Sementara itu, mantan Sekretaris Jenderal Kementerian Perdagangan Ardiansyah Parman mengatakan beberapa hal penting yang perlu dibenahi untuk menjaga ketahanan pangan yang terintegrasi, yakni pembangunan pusat-pusat distribusi di kota-kota besar yang menjadi tujuan utama pemasaran produk pangan dari berbagai daerah.

Baca juga: Jadikan agen keamanan pangan, BBPOM Pekanbaru jaring 1.000 Pramuka

"Pusat distribusi atau pasar induk ini penting karena peranannya sebagai sentra kulakan pasar-pasar kawasan sekaligus sebagai pusat pembentuk harga pangan," katanya.

Berikutnya yang perlu dibenahi, lanjut dia, yakni prasarana dan manajemen pasar eceran di setiap kawasan dan lingkungan yang bersentuhan dengan konsumen akhir.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019