London (ANTARA) - Pemerintah Indonesia melalui Kedutaan Besar Republik Indonesia di Oslo, menyampaikan keprihatinan atas insiden pembakaran Al Quran oleh kelompok SIAN (Stop Islamisasi di Norwegia/Stopp Islamiseringen Av Norge) yang terjadi di kota Kristiansand, Norwegia pada 16 November lalu,

Duta Besar Indonesia di Oslo Todung Mulya Lubis Senin (26/11) menyampaikan keprihatinan terkait insiden pembakaran Al Quran di Norwegia kepada Kementerian Luar Negeri Norwegia, demikian Fungsi Pensosbud KBRI Oslo Nina Evayanti kepada Antara London, Selasa.

Dubes Todung Mulya Lubis mengatakan prihatin atas insiden tersebut. Pembakaran Al Quran sangat melukai perasaan masyarakat Muslim tidak hanya di Norwegia tetapi juga di seluruh dunia.

Hal tersebut juga berpotensi menimbulkan konflik dan mencederai nilai-nilai perdamaian yang berdasarkan toleransi dan kebebasan beragama. “Kami mendorong kepada Pemerintah Norwegia untuk dapat mengusut insiden tersebut dan memberikan keadilan untuk semua pihak.”

“Kami juga berharap agar merebaknya Islamophoba bisa dihilangkan karena kebebasan beragama adalah hak asasi yang dimiliki semua warga,’’ demikian Dubes Todung Mulya Lubis.

Guna menjaga perdamaian dan toleransi antar umat beragama di kedua negara, KBRI Oslo beberapa kali mengadakan kegiatan bersama dengan berbagai pemangku kepentingan di Norwegia. Selain itu pada Oktober lalu dan November, KBRI Oslo dan Kementerian Luar Negeri Indonesia mengelar kegiatan Dialog Lintas Agama dan Dialog HAM.

KBRI Oslo juga telah menyampaikan imbauan kepada seluruh WNI yang berada di Norwegia untuk tetap tenang dan tidak terprovokasi serta mengikuti imbauan aparat hukum setempat. WNI juga diharapkan untuk selalu membawa identitas saat bepergian dan menghindari kerumunan yang dirasa mencurigakan dan menghubungi KBRI Oslo dalam keadaan darurat. 

Baca juga: Polisi Moskow tahan tersangka pembakar Al Quran
Baca juga: Korban Kerusuhan Kandahar Akibat Pembakaran Al Quran Jadi 38
Baca juga: KBRI Oslo Rangkul Warga Norwegia Jadi Agen Wisata Indonesia


Pewarta: Zeynita Gibbons
Editor: Maria D Andriana
Copyright © ANTARA 2019