faktor ekonomi global yang lesu turut berpengaruh terhadap realisasi KUR sektor produktif
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Perekonomian mencatat realisasi kredit usaha rakyat (KUR) untuk sektor produktif hingga Oktober 2019 mencapai sekitar 52 persen dari target 60 persen hingga tutup tahun.

"Kalau tahun ini kemungkinan agak berat (penyaluran KUR produktif sesuai target) tapi di atas 52-54 persen, sekitar itu," kata Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kemenko Bidang Perekonomian Iskandar Simorangkir di Jakarta, Selasa.

Menurut dia, faktor ekonomi global yang lesu turut berpengaruh terhadap realisasi KUR sektor produktif sehingga tahun depan realisasinya juga akan tetap ditargetkan sebesar 60 persen.

Meski begitu, Iskandar menjelaskan bank penyalur akan dikenakan sanksi jika realisasi KUR ke sektor produktif masih rendah.

Baca juga: Pengamat: Penurunan suku bunga KUR picu pertumbuhan UMKM

Sanksi itu, kata dia, berupa pengurangan plafon KUR untuk alokasi selanjutnya termasuk sanksi teguran kepada bank penyalur.

"Misalkan salah satu bank minta plafon Rp100 triliun, karena (sektor produktif) tidak tercapai ada poin-poin jadi mungkin kurang dari 100 triliun yang kami setujui, selain itu surat teguran," imbuhnya.

Data dari laman Kemenko Perekonomian, realisasi KUR hingga 31 Oktober 2019 mencapai Rp127,3 triliun atau 91 persen dari target Rp140 triliun.

Total jumlah debitur KUR di seluruh Indonesia mencapai 4,45 juta debitur. Sedangkan penyaluran KUR masih didominasi tiga bank besar yakni BRI, Mandiri dan BNI.

Baca juga: Teten kelompokkan UMKM dalam koperasi permudah penyaluran KUR

BRI menyalurkan total Rp83,2 triliun kepada 3,9 juta debitur, Bank Mandiri sebesar Rp20,1 triliun kepada 255,9 ribu debitur dan Bank BNI sebesar Rp15,9 triliun kepada 183 ribu debitur.

Sementara lima provinsi yang banyak menyerap KUR yakni Jawa Timur sebanyak 927,1 ribu debitur, Jawa Tengah sebanyak Rp901,3 ribu, Jawa Barat sebanyak 619,6 ribu debitur, Sulawesi Selatan sebanyak 285,4 ribu dan Sumatera Utara sebanyak 157,9 ribu debitur.

Pemerintah terus menggenjot realisasi KUR untuk tahun 2020 dengan plafon yang dinaikkan dari Rp140 triliun menjadi Rp190 triliun.

Tingkat suku bunga juga diturunkan dari 7 persen menjadi 6 persen per tahun yang efektif berlaku Januari 2020. Langkah itu, kata dia, diharapkan mendongkrak konsumsi masyarakat melalui kebijakan fiskal penurunan suku bunga KUR.

Konsumsi sendiri menyumbang sekitar 56 persen terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia yang ditargetkan tumbuh 5,3 persen tahun 2020.

Baca juga: Menko Darmin nilai target penyaluran KUR sektor produksi sulit dicapai

Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019