Aglomerasi yang direncanakan ini sebenarnya ada dua, pertama Koridor Solo-Sragen dan kedua Koridor Sragen-Wonogiri. Yang lebih awal dioperasikan Solo-Sragen, sedangkan Solo-Wonogiri masih menunggu arahan dari pusat
Solo (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah terus mematangkan rencana operasional angkutan aglomerasi untuk mendukung Kawasan Strategis Pariwisata Nasional Sragen.

"Aglomerasi yang direncanakan ini sebenarnya ada dua, pertama Koridor Solo-Sragen dan kedua Koridor Sragen-Wonogiri. Yang lebih awal dioperasikan Solo-Sragen, sedangkan Solo-Wonogiri masih menunggu arahan dari pusat," kata Kepala Bidang Angkutan Jalan Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Tengah Heri BS Widodo pada Sosialisasi Rencana Pengoperasian Angkutan Aglomerasi Perkotaan di Hotel Megaland Solo, Selasa.

Ia mengatakan untuk Koridor Solo-Sragen akan mengambil rute Terminal Tirtonadi, Solo-Sangiran-Terminal Sumberlawang, Sragen. Rute ini memiliki panjang 34,9 kilometer.

Sedangkan untuk titik halte diperkirakan sebanyak 86 unit, meski demikian yang menjadi titik halte potensialnya hanya 65 unit. Sebagai rincian, ada 32 halte prioritas yang tersebar dari Terminal Sumberlawang-Sangiran-Terminal Tirtonadi.

"Selanjutnya akan ada 33 halte potensial dari Terminal Tirtonadi-Sangiran-Terminal Sumberlawang. Nanti pada penyediaan halte ini akan dilakukan survei ulang terlebih dahulu dengan melibatkan berbagai stakeholder terkait, di antaranya Organda dan Dinas Perhubungan di tiap Kabupaten/Kota yang dilalui," katanya.

Sementara itu, pihaknya optimistis pelaksanaan proyek tersebut akan mulai dilakukan pada Juli 2020.

"Saat ini kami masih terus melakukan penyesuaian dan koordinasi dengan penyedia layanan lokal yang akan bertugas di rute itu. Jadi bus disediakan oleh para operator dan pemerintah tinggal membeli layanannya," katanya.

Menurut dia, untuk rute tersebut akan disediakan sebanyak 19 bus dengan masing-masing berkapasitas 33 kursi. Meski demikian, dikatakannya, pada tahap pertama akan dioperasikan 14 armada terlebih dahulu.

"Nantinya 14 armada ini akan beroperasi selama 15 jam/hari mulai pukul 06.00-21.00 WIB. Harapannya kebutuhan transportasi umum oleh masyarakat bisa terpenuhi dengan lebih baik mengingat 'headway' (jarak antararmada) sekitar 15 menit dengan kecepatan maksimal hingga 30 kilometer/jam untuk setiap armadanya," katanya.

Baca juga: Organda Jateng: kemacetan jalan rugikan pengusaha angkutan umum

 

Pewarta: Aris Wasita
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2019