Oleh Askan Krisna Jakarta (ANTARA News) - Taro Aso, mantan menteri luar negeri (Menlu) Jepang, selama ini dikenal suka bicara blak-blakan. Akhirnya, ia terpilih menjadi Perdana Menteri (PM) Negeri Matahari Terbit itu, menggantikan Yasuo Fukuda, setelah Partai Liberal Demokrat (LDP) yang berkuasa di Jepang, Senin, menetapkannya selaku Presiden LDP. Aso meraih kemenangan mayoritas dengan mudah pada putaran pertama pemungutan suara, dengan 351 dari 527 suara, meskipun terdapat lima kandidat lain yang ingin memimpin LDP, sekaligus sebagai PM Jepang. Kandidat lain adalah Kaoru Yosano, menteri ekonomi dan kebijakan anggaran, di tempat kedua dengan 66 suara, mantan menteri pertahanan Yuriko Koike meraih dukungan 46 suara, Nobuteru Ishihara putra gubernur Tokyo meraih 37 suara dan mantan menteri pertahanan Shigeru Ishiba di tempat terakhir dengan 25 suara. Dari lima calon itu, Yuriko paling menarik karena dia berharap menjadi wanita pemimpin LDP dan wanita PM Jepang pertama. Namun dia gagal, meskipun pencalonannya didukung mantan PM Junichiro Koizumi. Nobuteru Ishihara adalah calon termuda. Ia berusia 51 tahun. Putra gubernur Tokyo Ishihara ini sebelumnya mengeluarkan gagasan-gagasan reformasi. Dia juga menghimpun kalangan muda anggota parlemen Jepang untuk membentuk kekuatan. Taro Aso akan dikukuhkan sebagai PM Jepang dalam sidang pleno Dewan Perwakilan Majelis Rendah dengan acara tunggal memilih pemimpin Jepang, yang akan diselenggarkan Rabu (24/9) depan. Aso, 68 tahun, dipastikan akan menang dengan mudah dalam pemilihan PM mendatang karena LDP menguasai mayoritas cukup di majelis tersebut. Semua ini bisa terjadi setelah PM Yasuo Fukuda mengundurkan diri 1 September lalu, setelah popularitasnya makin merosot. Aso acap dipandang sebagai politisi garis keras, suka blak-blakan dan juga mendapat julukan politisi hawkish karena pendapat-pendapatnya yang tajam. Dia juga dikenal sebagai politisi yang keranjingan membaca komik manga, yang memang sangat disuka di Jepang. Dalam suatu pembicaraan dia mengatakan, akan menurunkan citra dirinya sebagai politisi "hawkish" dan berusaha menghindari kecaman-kecaman berkaitan dengan kesalahan-kesalahan politik. Dia juga bersedia untuk terus memelihara dan mempertahankan hubungan-hubungan persahabatan Jepang dengan negara-negara Asia tetangganya. Sebagai seorang yang keranjingan komik manga, Aso bertekad untuk mendorong kekuatan ekonomi terbesar kedua di dunia itu dengan meningkatkan belanja pemerintah dan mengurangi pajak-pajak. Masalah ekonomi tak lepas menghantui para PM Jepang, mengingat kemakmuran rakyat dianggap merosot. Karena itu, masalah stagnasi ekonomi mendapat perhatian besar, dan menjadi bahan perdebatan utama di kalangan kandidat Jepang. Telah lama kenaikan pajak konsumsi, fiskal, masalah jaminan sosial yang dianggap menggerogoti anggaran Jepang dipersoalkan di kalangan politisi di parlemen. Ekonomi Jepang diperburuk juga oleh kenaikan harga minyak, yang berakibat kenaikan harga-harga lainnya. Sebagai politisi konservatif, Aso pernah memperingatkan pemerintahnya agar hati-hati menghadapi ancaman Korea Utara. Ia berpendapat, pemimpin Korea Utara, Kim Jong-Il, tidak stabil. Dari segi kesehatan, pemimpin Pyongyang memang baru saja terkena stroke dan mengalami bedah otak, sehingga dia tidak muncul dalam parade militer negaranya pekan lalu. Hubungan Jepang-Korea Utara diperburuk oleh kasus penculikan sejumlah warga negara Jepang oleh agen rahasia Utara pada dekade 1970-an dan 1980-an. Hal itu diakui sendiri oleh Pyongyang. Dalam hal ini, Tokyo menuntut mereka dipulangkan. Pyongyang berpendapat, sebagian mereka telah dipulangkan, sebagian lainnya sudah meninggal. Tapi Jepang bersikeras bahwa sebagian warganya itu masih hidup dan minta dipulangkan. Perundingan-perundingan mengenai masalah ini berjalan alot. Jepang juga mengaitkan masalah ini dengan bantuan energi kepada Pyongyang, berkaitan dengan kesepakatan enam negara setelah Korea Utara bersedia menutup fasilitas nuklir dan programnya. Dalam perkembangannya yang rumit, Pyongyang menyatakan akan memberdayakan kembali reaktor nuklir di Yongbyon, yang dicurigai AS dan Barat akan disalahgunakan untuk pembuatan senjata nuklir. Dan memang, Korea Utara telah melakukan ujicoba bom nuklirnya tahun lalu, yang mengundang kecaman masyarakat internasional. Korea Utara meradang karena AS dianggap ingkar janji, tidak menghapus Utara dalam daftar hitam AS sebagai negara penyokong terorisme. Itulah sebabnya, Taro Aso mengingatkan agar hati-hati terhadap Korea Utara. Oleh karena itu, sebagian pengamat menaruh kekhawatiran akan sikap keras dan blak-blakan Taro Aso jika dia sebagai PM Jepang. Taro Aso menyelami kecemasan-kecemasan seperti itu, sehingga beberapa hari belakangan menyatakan, bahwa seandainya dia terpilih sebagai PM ia akan berusaha lebih menahan-diri dan menjaga tutur katanya. Dalam kampanyenya, dia juga menyoroti hubungan dengan China. Sejak sebagai Menlu dia berusaha memperjuangkan perbaikan hubungan dengan Beijing. Tetapi, hubungan tersebut kemudian merosot kembali setelah Junichiro Koizumi selaku PM berkali-kali pergi berziarah ke Kuil Yasukuni di Tokyo, yang dipandang sebagai tempat dimakamkannya para korban perang dan pejahat Perang Dunia II Jepang. Meskipun demikian, banyak pengamat menaruh harapan pada Taro Aso bahwa Jepang akan makin meningkatkan hubungan baiknya di semua bidang dengan negara-negara Asia tetangganya. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008