Dengan demikian, tinggal kemauan politik dari pemerintah saja, yakni, apakah para pembantu presiden bisa sejalan dengan visi dan misi presiden terkait kemandirian energi sesuai Trisakti dan Nawacita. Itu yang selalu kita harapkan.
Jakarta (ANTARA) - Pengamat ekonomi konstitusi Defiyan Cori menegaskan, peran Pertamina dalam revolusi energi sangat signifikan, termasuk dalam menjawab tantangan transformasi energi dari fosil menuju energi baru terbarukan (EBT) dan juga green energy seperti biodiesel.

"Sangat besar dan signifikan sebab Pertamina sangat berpengalaman dalam sektor energi. Selain itu, BUMN tersebut juga mempunyai learning process yang lebih baik dibandingkan badan usaha lain," katanya di Jakarta, Rabu.

Terkait hal itu menurut dia, Pertamina sangat siap menghadapi tren perubahan konsumsi energi tersebut, tidak hanya dari sisi kemampuan SDM, teknologi, aset, namun juga kemampuan berinvestasi.

Baca juga: Pertamina adaptasi kilang bertransformasi digital

"Dengan demikian, tinggal kemauan politik dari pemerintah saja, yakni, apakah para pembantu presiden bisa sejalan dengan visi dan misi presiden terkait kemandirian energi sesuai Trisakti dan Nawacita. Itu yang selalu kita harapkan,” kata Defiyan.

Kemauan politik tersebut, menurut dia sangat penting karena dengan menyerahkan pengelolaan kepada BUMN sebagai entitas ekonomi dan bisnis, akan memberikan manfaat.

"Dan yang penting, ini akan menopang keuangan negara supaya tidak terjadi defisit transaksi berjalan yang besar," ujarnya.

Dia mencontohkan, terkait B30 misalnya, swasta jelas tak memiliki teknologi atau kemampuan yang memadai, selain itu, jaringan swasta juga belum tersebar ke seluruh dunia.

Baca juga: Produksi "green diesel" bisa tekan defisit neraca perdagangan

Hal itu, lanjutnya, berbeda dengan Pertamina yang memiliki teknologi dan jaringan dengan luas ke perusahaan energi dunia.

Revolusi energi yang antara lain diwujudkan melalui diversifikasi energi, merupakan sebuah keniscyaan, tambahnya, melalui revolusi energi tersebut ke depan, konsumen diberi pilihan yang lebih banyak terhadap konsumsi energi. Bisa dari energi fosil, bisa dari EBT, nabati, geothermal, matahari, bayu (angin), dan sebagainya.

"Indonesia sangat kaya akan SDA terutama berkait dengan energi. Tetapi itu tadi, bahwa manajemennya memang harus diberikan kepada BUMN," katanya.

Pewarta: Subagyo
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019