Jayapura (ANTARA) - Penelitian Balai Arkeologi Papua di kawasan Danau Sentani Bagian Barat, Kabupaten Jayapura berdasarkan penilaian tim reviewer Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), memperoleh predikat penelitian terbaik.

"Jadi di Indonesia ada 10 balai arkeologi dan 1 pusat penelitian arkeologi nasional, tahun 2019 ada 118 penelitian, dari sejumlah 118 itu dipilih 6 penelitian terbaik, penelitian arkeologi di Danau Sentani masuk dalam 6 penelitian terbaik nasional," kata Hari Suroto, peneliti senior dari Balai Arkeologi Papua di Kota Jayapura, Rabu.

Keputusan tersebut, kata dia, berdasarkan penilaian yang obyektif oleh tim reviewer Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan tidak dapat diganggu gugat.

Baca juga: Arkeologi Papua BP4D Teluk Wondama temukan Situs Korbiena

Penelitian Balai Arkeologi Papua berjudul Identifikasi Jejak Hunian Awal Prasejarah di Kawasan Danau Sentani Bagian Barat yang dilakukan pada 1 hingga 30 Oktober 2019. Berhasil ditemukan Situs Yomokho di Kampung Dondai, Distrik Waibu, Kabupaten Jayapura.

"Tinggalan arkeologi yang ditemukan di Situs Yomokho yaitu pecahan gerabah, fragmen kapak batu, fragmen batu alat tokok sagu, obsidian, serpih, cangkang siput danau, cangkang moluska laut, gigi babi, tulang, menhir, papan batu dan struktur jalan batu," katanya.

Pada masa prasejarah, Situs Yomokho merupakan situs hunian prasejarah, hunian ini berada pada lereng bukit. Lalu, Situs Bobu Uriyeng ditemukan di Kampung Dondai, Distrik Waibu.

"Tinggalan arkeologi yang ditemukan di Situs Bobu Uriyeng yaitu kapak perunggu dan pecahan gerabah," katanya.

Kemudian, Situs Yope ditemukan di Kampung Dondai, Distrik Waibu. Tinggalan arkeologi yang ditemukan di situs ini yaitu pecahan gerabah motif buaya dan bandul jala terbuat dari tanah liat.

Baca juga: Bangkai pesawat Jepang ditemukan di Teluk Wondama

"Ada juga Situs Koning U Nibie ditemukan di Kampung Doyo Lama, Distrik Waibu. Tinggalan arkeologi yang ditemukan di Situs Koninh U Nibie yaitu bongkahan batu besar yang pada masa megalitik berfungsi sebagai lumpang untuk menumbuk biji-bijian," katanya.

Sedangkan di Situs Ayauge ditemukan di perairan Kampung Doyo Lama, Distrik Waibu. Tinggalan arkeologi di situs ini yaitu pecahan gerabah, alat tulang, batu asah, mata panah dan tiang-tiang rumah dari kayu soang (Xanthostemon sp).

"Tentu saja sangat bangga, Papua mendapatkan predikat penelitian arkeologi terbaik tahun 2019, hal ini akan memacu semangat untuk di tahun 2020, agar penelitian semakin lebih baik lagi dan menemukan situs atau data arkeologi terbaru, dan output penelitian ini diharapkan berdampak luas pada masyarakat," katanya.

Selain itu, lanjut dia, hasil penelitian itu bisa untuk mendukung pengusulan kawasan Danau Sentani sebagai destinasi wisata unggulan nasional serta untuk destinasi wisata bagi peserta PON 2020.

Baca juga: Arkeologi Papua temukan Situs Triton di Teluk Wondama

"Saya juga sangat berterima kasih pada teman-teman jurnalis yang berperan besar dalam publikasi hasil penelitian arkeologi Danau Sentani, sehingga diketahui oleh masyarakat luas," kata Hari Suroto.

Secara terpisah, Daud Wally, tokoh adat Kampung Dondai mengapresiasi Balai Arkeologi Papua yang telah meneliti tempat nenek moyangnya dulu tinggal.

"Saya berharap situs Yomokho semakin dikenal masyarakat luas, selain itu saya juga berharap Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Jayapura bisa mengembangkan situs Yomokho sebagai destinasi wisata budaya dan wisata edukasi pada pelajar," kata Daud.

Sementara, Kepala Balai Arkeologi Papua Gusti Made Sudarmika mengatakan pada 2020, pihaknya merencanakan dilanjutkan penelitian di kawasan Danau Sentani.

"Hal ini untuk mendukung interpretasi yang lebih luas tentang hunian prasejarah di kawasan Danau Sentani," katanya.

Baca juga: Situs penguburan prasejarah ditemukan di Pulau Roon
Baca juga: Lukisan prasejarah ditemukan di Situs Ambesibui di Teluk Wondama
Baca juga: Arkeologi Papua temukan Situs Triton di Teluk Wondama


 

Pewarta: Alfian Rumagit
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019