Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perhubungan (Menhub) Jusman Syafii Djamal menegaskan bahwa pertumbuhan sepeda motor dalam jangka menengah panjang harus dikendalikan. "Harus dikendalikan (pertumbuhan, red). Namun, caranya bukan dengan mengurangi produksinya tetapi aturannya diperketat," katanya kepada pers usai melepas Mudik Gratis 3200 Pemilik Sepeda Motor oleh PT Jasa Rahardja di Jakarta, Kamis. Sebelumnya, sejumlah kalangan mendesak pertumbuhan sepeda motor di Indonesia harus dikendalikan karena kontribusinya terhadap kecelakaan cukup besar. Data Mabes Polri menyebutkan, dari 30 ribu korban meninggal akibat kecelakaan di jalan, sekitar 62 persen melibatkan sepeda motor. Akibatnya, kata Kahumas PT Jasa Rahardja, Nasir Hakam, dari realisasi total santunan hingga Juli 2008 sebesar Rp400 miliar lebih, hampir 70 persen di antaranya untuk korban kecelakaan sepeda motor. Menhub Jusman melanjutkan, selain itu, perlu dibuat suatu proses agar sepeda motor tua yang ada di Indonesia dapat tergantikan dengan muda melalui serangkaian regulasi. "Kami memang komit terus menurunkan angka kecelakaan 30 ribu korban meninggal per tahun itu," katanya. Jusman juga menggarisbawahi, mestinya masyarakat memahami bahwa sepeda motor didisain bukan untuk jarak jauh. "Penggunanya juga mesti punya ketrampilan cukup dan berdisiplin lalu lintas seperti tertib menggunakan helm kemana pun dan dalam radius berapa pun," katanya. Selain itu, kepada pihak terkait, tambahnya, perlu dibuat jalur-jalur khusus untuk sepeda motor. Menanggapi hal itu, Dirut PT Jasa Rahardja, Didin S. Anwar menyatakan persetujuan dan dukungannya jika sepeda motor pertumbuhannya dikendalikan. "Memang benar, dalam lima tahu terakhir, rata-rata realisasi santunan Rp500 miliar, hampir 70 persen melibatkan korban kecelakaan sepeda motor," katanya. Pemudik sepeda motor tahun ini diperkirakan mencapai 2,5 juta sepeda motor atau naik 18 persen dari tahun lalu sebesar 2,1 juta sepeda motor.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2008