Jakarta (ANTARA) - Slank menyatakan karya mereka telah lebih spesifik memasuki usia 36 tahun grup musik itu karena tidak lagi mengkritisi kondisi sosial politik Tanah Air, melainkan juga tentang hubungan dengan Tuhan.

"Yang pasti, tambah umur makin mengerucut ke atas. Dalam "Slanking Forever", banyak cerita tentang berhubungan dengan Tuhan karena Dia yang merekam hidup kita. Tentang bercinta di surga, tentang bagaimana kita berharap bisa berkumpul lagi di surga," kata salah satu personel Slank, Bimbim, dalam jumpa pers "Slanking Forever 36 - Konser 36 Tahun Slank" di Jakarta, Kamis.

"Jadi ya, umur membuat kami makin berpikir lebih luas dan akhirnya mengerucut ke atas," ujar pemain drum itu melanjutkan.

Baca juga: Slank rayakan ultah ke-36 dan malam tahun baru di GBK

Bagi pelantun "Orkes Sakit Hati" itu, 36 tahun adalah usia yang sangat matang untuk seseorang, begitu juga dengan Slank. Mereka tetap ingin berkarya dan juga memberikan inspirasi bagi banyak masyarakat.

"Kalau semangatnya enggak ilang-ilang. Maksudnya, masih banyak ide dan inspirasi yang mau dituangkan ke lagu. Masih banyak mimpi. Insya Allah 2020 kami jalanin," ujar Bimbim melanjutkan.

Bimbim juga berharap grup-grup musik Tanah Air era 1980an dan 1990an dapat terus berkarya menyusul kehadiran grup-grup musik pendatang baru.

Baca juga: Histori Rock Indonesia, Slank tawarkan pilihan berbeda

"Sayang aja kalau ada yang stop di tengah jalan. Kami bersyukur banget sampai hari ini bisa dikasih nyawa dan kesehatan untuk memotret segala perubahan. Itu privileged kami," kata Bimbim.

Sementara basis Slank, Ivanka, mengatakan, "Usia 36 tahun untuk seorang manusia itu udah yang mature, lagi hot-hot-nya. Apinya kami tetap membara dan 2020 kami akan tetap menyala. Dan Insya Allah bisa memberi inspirasi bagi semua orang."

Slank akan mengadakan konser "Slanking Forever 36 - Konser 36 Tahun Slank" di Stadion Utama Glora Bung Karno, Senayan, Jakarta Selatan, pada 31 Desember 2019.

Baca juga: Slank rilis album ke-23 "Slanking Forever", direkam di Lokananta

Pewarta: Maria Cicilia
Editor: Imam Santoso
Copyright © ANTARA 2019