Baghdad (ANTARA) - Beberapa jam setelah keputusan Perdana Menteri Adel Abdul-Mahdi untuk meletakkan jabatan, ulama Syiah Moqtada As-Sadr menyeru rakyat Irak agar tetap di jalan dengan tujuan menekan rezim Irak.

As-Sadr, yang memimpin Blok Sairoon di Parlemen, juga menyeru pemrotes agar menyepakati seorang calon untuk memimpin pemerintah mendatang, dan menyatakan keputusan Abdul-Mahdi adalah hasil awal dari protes selama dua-bulan.

Baca juga: PM Irak mundur pascaseruan ulama senior Syiah

"Perdana Menteri baru tak boleh mengangkat kabinetnya berdasarkan garis etnik dan aliran," tambahnya  sebagaimana dikutip Kantor Berita Turki, Anadolu --yang dipantau Antara di Jakarta, Sabtu.

As-Sadr juga menyeru demonstran agar melanjutkan protes dan tidak meninggalkan jalanan, dan menyeru apa yang ia sebut "negara sahabat Irak" agar memberi rakyat Irak kesempatan untuk menentukan masa depan mereka sendiri.

Baca juga: Pemrotes Irak tutup jalan untuk percepat reformasi

Irak telah diguncang oleh protes massa sejak awal Oktober guna menentang kondisi hidup yang buruk dan korupsi. Tuntutan pemrotes belakangan meluas jadi seruan bagi pembubaran pemerintah Abdul-Mahdi.

Menurut Komisi Tinggi Irak Urusan Hak Asasi Manusia, sedikitnya 406 orang Irak telah tewas dan 15.000 orang telah cedera sejak protes dimulai pada 1 Oktober.

Baca juga: Rugi miliaran dolar, PM Irak desak aksi protes dihentikan

Sumber: Anadolu Agency

Penerjemah: Chaidar Abdullah
Editor: Mohamad Anthoni
Copyright © ANTARA 2019