"Di Kemenag, program bimbingan masyarakat untuk umat Buddha, ada dua pelayanan, pertama di bidang agama yakni pelayanan keagamaan Buddha. Kedua program pelayanan di bidang pendidikan," katanya.
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Agama (Kemenag) mengajak organisasi Persatuan Umat Buddha Indonesia (Permabudhi) untuk terlibat dalam upaya pencetakan sumber daya manusia (SDM) unggul di Tanah Air.

Dirjen Bimas Buddha Kementerian Agama Caliadi, di Jakarta, Sabtu, menyatakan pihaknya sangat mengharapkan umat Buddha berperan dalam menciptakan SDM dan pemimpin bangsa yang transformatif.

"Di Kemenag, program bimbingan masyarakat untuk umat Buddha, ada dua pelayanan, pertama di bidang agama yakni pelayanan keagamaan Buddha. Kedua program pelayanan di bidang pendidikan," katanya.
Baca juga: Permabudhi imbau masyarakat tenang tanggapi bom bunuh diri di Medan

Tujuan dari itu tidak lain untuk mewujudkan masyarakat Buddha Indonesia yang taat beragama, moderat, cerdas, dan unggul.

"Jika SDM Buddha Indonesia unggul, maka kualitas ketaatan beragama akan sangat bagus dalam aspek etika dan penghormatan. Tentunya pemerintah dalam hal ini Dirjen Bimas Buddha Kemenag akan mendukung Mapanbumi dan Permabudhi," ujar Caliadi.

Ia pun menyampaikan program kerja Dirjen Bimas Buddha secara sekilas dan memastikan bahwa program tersebut tepat sasaran sesuai yang diamanahkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Majelis Pandita Buddha Maitreya Indonesia (Mapanbumi) menggelar agenda lima tahunan Pesamuan Agung Luar Biasa di Surabaya, Jawa Timur. Acara bertajuk "SDM Unggul Mapanbumi Maju" ini berlangsung selama tiga hari mulai Jumat (29/11) sampai dengan Minggu (1/12).

Pesamuan Agung Luar Biasa Mapanbumi bertujuan untuk menggodok kepengurusan tingkat pusat, mengevaluasi kinerja periode sebelumnya dan menyusun program kerja strategis yang akan dijalankan selama lima tahun ke depan.

Jika agenda terdahulu lebih banyak membahas tentang hubungan eksternal antara Umat Buddha dengan umat beragama lainnya serta masyarakat umum, maka kali ini Mapanbumi fokus membahas masalah internal terkait SDM untuk mempersiapkan pemimpin masa depan yang transformatif.

"Bahasan selama Pesamuan Agung Luar Biasa ini akan berfokus pada SDM, utamanya bidang pendidikan, regenerasi dan kaderisasi, karena masa depan milik mereka generasi milenial. Selain itu, akan dibahas juga bidang sosial, hubungan dan komunikasi dengan majelis agama Buddha lainnya dan komunikasi dengan agama lain yang ada di Indonesia," ujar Ketua Umum Permabudhi Arief Harsono.
Baca juga: Permabudhi jaga kerukunan bersama untuk kemajuan negara

Sampai saat ini Mapanbumi terus mengembangkan bidang pendidikan baik Sekolah Umum maupun Sekolah Minggu Buddha (SMB) yang tergabung dalam Forum Sekolah Maitreya Indonesia (FOSMI).

Sekolah Umum saat ini sudah berkembang di 9 provinsi dengan 26 yayasan pendidikan daerah se-Indonesia, 16.363 siswa, serta 2.107 tenaga guru atau pendidik.

Sedangkan SMB Maitreya telah menjangkau hampir semua provinsi di Indonesia dengan jumlah siswa binaan juga mencapai puluhan ribu siswa.

Secara khusus, Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti memiliki 7.300 siswa dan 450 guru atau pendidik.

Selain itu, ada juga Universitas Universal di Batam dengan jumlah mahasiswa lebih dari seribu orang dan STAB Maitreyawira di Pekanbaru yang akan terus dikembangkan.

"Jati diri umat Buddha Maitreya sebagai individu dan sebagai kelompok orang beriman adalah bertransformasi. Berubah dan berbenah sampai berbuah, yaitu terwujudnya keberadaban kasih menuju dunia satu keluarga. Dengan mempunyai SDM yang unggul cita-cita untuk mewujudkan Indonesia yang rukun damai dan harmonis akan lebih cepat tercapai," ujar Arief Harsono.

Pihaknya berharap Kemenag membantu pelayanan Umat Buddha sampai ke pelosok negeri, sebab saat ini kepengurusan Permabudhi baru sampai pada tingkat provinsi, belum menjangkau kabupaten/kota, apalagi desa-desa terpencil.

"Kami sangat berharap pengurus Mapanbumi dapat dibentuk di setiap kabupaten/kota karena keberadaan wihara di daerah terpencil yang masih sulit dijangkau,” katanya pula.
 

Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2019