ASEAN lahir di tengah masa perang dingin, dan hingga hari ini tetap menjadi motor bagi stabilitas di kawasan
Jakarta (ANTARA) - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyebut Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) sebagai motor penggerak bagi stabilitas di kawasan di tengah ketegangan yang tengah berlangsung di beberapa bagian dunia.

“Pada ASEAN Summit di Bangkok, Managing Director Dana Moneter Internasional (IMF) yang baru, Kristalina Georgieva mengatakan ASEAN adalah titik terang ekonomi dunia di masa sekarang ini,” kata Retno saat berbicara dalam pembukaan acara Conference on Indonesian Foreign Policy 2019: Cooling Off a World in Hot Peace di Jakarta, Sabtu.

Sebelumnya, Menlu Retno memaparkan beberapa keresahan yang disampaikan oleh perwakilan dari sejumlah negara saat dia mendampingi Presiden Joko Widodo dalam KTT Peringatan 30 Tahun Kemitraan ASEAN dan Republik Korea di Busan, Korea Selatan, dan saat menghadiri Pertemuan Menlu negara-negara G20, serta melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Luar Negeri Jepang di Nagoya.

“Baik di Busan maupun di Nagoya, semua pihak mengkhawatirkan keadaan dunia baik dari segi politik maupun ekonomi,” ungkap Retno.

Dia menjelaskan bahwa pertikaian antarnegara terus meningkat dan saling tumpang tindih antara perseteruan geopolitik dan geo-ekonomi.

Baca juga: Indonesia waspadai situasi global dilanda rivalitas tidak sehat

Terlihat pula ketidakpuasan yang muncul dari beberapa negara, yang juga menimbulkan kekhawatiran.

“Yang kedua, semua khawatir akan proyeksi ekonomi global yang semakin kelam, di tengah pelambatan aktivitas dan meningkatnya risiko,” lanjutnya, mengutip laporan World Economic Outlook 2019 IMF yang menyebut pertumbuhan global diperkirakan akan melambat sebanyak 2,6 hingga 3 persen pada 2019.

Namun, menurut Menlu Retno, di tengah ketidakpastian dan ketegangan di tingkat global, ASEAN telah memberikan kontribusi yang terus meningkat pada pertumbuhan dunia.

Baca juga: Bertemu Jokowi, IMF sebut ASEAN "titik terang" ekonomi global

Baca juga: Sekretariat ASEAN luncurkan laporan integrasi ekonomi kawasan 2019


Pada 2019, 10 negara anggota ASEAN berkontribusi 10 persen pada pertumbuhan global, yang jumlahnya kurang lebih sama dengan 19 negara di wilayah Eropa.

“Maka dari itu saya tidak heran ketika sektor swasta Korea begitu antusias untuk memperkuat kerja sama dengan negara-negara ASEAN. Bagi mereka, ASEAN melambangkan kesempatan, dan jangan lupa ASEAN juga berarti stabilitas” kata Retno.

"ASEAN lahir di tengah masa perang dingin, dan hingga hari ini tetap menjadi motor bagi stabilitas di kawasan," lanjutnya.

Baca juga: Negara ASEAN berkomitmen jaga stabilitas kawasan

Baca juga: ASEAN plus tiga jadi kunci stabilitas kawasan


Pewarta: Aria Cindyara
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Copyright © ANTARA 2019