Jakarta (ANTARA) - Pebalap Mercedes Valtteri Bottas mengalami nasib kurang mengenakan pada seri final Abu Dhabi karena harus mengganti mesin untuk kedua kalinya Jumat malam waktu setempat menjelang sesi latihan terakhir.

Kegagalan mesin pada kendaraan "Silver Arrow" yang dikendarai Bottas terbilang jarang terjadi setelah terakhir terjadi pada GP Austria 2018, lalu baru terjadi lagi pada GP Brasil dua pekan lalu.

Dilansir laman resmi formula1.com, Sabtu, akibat kejadian itu tim mekanik memasang mesin pembakaran internal baru (ICE), turbocharger, dan perangkat MGU-H menjelang latihan Jumat, yang justru memicu serangkaian hukuman grid yang akan membatasi startnya.

Baca juga: Hamilton start terdepan di seri final Abu Dhabi

Bottas memanfaatkan unit daya dengan spesifikasi terbaru agar bisa melaju tercepat pada kedua sesi latihan, tetapi naas pebalap Finlandia  tabrakan dengan Romain Grosjean yang membuatnya mendapat teguran.

Menjelang balapan Minggu, Mercedes menemukan kebocoran pneumatik yang menurut timnya tidak berhubungan dengan insiden tabrakan tadi. Akibat kebocoran ini yang tidak bisa diperbaiki ini, mereka terpaksa menggantinya lagi.

Alhasil, Bottas memakai perangkat ICE tambahan, MGU-H, MGU-K dan turbocharger yang memicu lebih banyak hukuman yang sebenarnya tidak berpengaruh banyak mengingat ia memulai start balapan pada posisi kedua.

Baca juga: Bottas punya rencana untuk kalahkan Hamilton tahun depan

Pewarta: Roy Rosa Bachtiar
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2019