PT Len turut membangun PLTS dengan kapasitas sekitar 1,3 MWp (Mega Watt peak) untuk 139 SPBU milik PT Pertamina Retail. Penghematannya hingga 20 persen
Jakarta (ANTARA) - Sebanyak 139 unit stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) milik PT Pertamina Retail saat ini menggunakan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) sebagai sumber energinya hingga menghemat listrik 20 persen.

"PT Len turut membangun PLTS dengan kapasitas sekitar 1,3 MWp (Mega Watt peak) untuk 139 SPBU milik PT Pertamina Retail. Penghematannya hingga 20 persen," ungkap Manager Pemasaran dan Penjualan di Unit Bisnis Energi dan Sistem Daya PT Len, Made Sandika di Jakarta, Minggu.

Sebagai contohnya panel surya yang dipasang di SPBU Pertamina Kuningan Jakarta, yang telah memasang 60.000 Wp dengan sistem hibrid. Untuk kebutuhan SPBU PLTS ongrid dengan sistem PLN, sementara tenant dipasang dengan sistem hibrid, untuk menjaga agar ketika listrik mati tetap ada daya yang mengalir.

Made mengaku dengan sistem yang ada pihaknya bisa menekan harga listrik menjadi lebih murah 20 persen, sekitar Rp 1.200 per Watt-nya. "Harga lebih murah ini kami dapat dari dengan menekan biaya EPC (engineering, procurement and construction) dan kita mendapatkan pendanaan dengan bunga yang rendah yakni sebesar 5-6 persen," ujar Made.

Baca juga: Pertamina pastikan SPBU di Lingga Kepri beroperasi kembali

Ditambahkan Made, PT Len mendapatkan bunga rendah tersebut karena bukan meminjam dari bank konvensional namun dari Green Fund (dana yang disimpan oleh bank hasil dari eksplorasi atau konservasi energi).

"Dana Green ini yang kita pakai, karena jika menggunakan pendanaan dari bank konvensional yang umumnya berbunga 9-11 persen maka tidak akan tercapai harga Rp 1.200 tersebut," tambah Made.

Kerja sama yang dilakukan antara PT Len dan PT Pertamina Retail tersebut bukanlah kerjasama jual beli listrik namun sewa alat sehingga tidak melanggar peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Baca juga: PLN-LEN-Pertamina bentuk perusahaan patungan kembangkan PLTS

"Dengan Pertamina Retail kita menggunakan sinergi BUMN, konsepnya dengan penunjukkan langsung. Konsep yang kita gunakan bukanlah jual beli tarif tenaga listrik, namun sewa alat dan kebetulan alatnya menghasilkan listrik dan kebetulan listriknya lebih murah," tuturnya.

Made juga menjelaskan bahwa PLTS yang dipasang di SPBU Pertamina tersebut memiliki tingkat kandungan dalam negeri sebesar 43,5 persen dengan perkiraan Internal Rate Of Return (IRR) akan dapat diperoleh dalam waktu 10 tahun dengan masa pemakaian alat 20 tahun.

Pembangunan PLTS di SPBU-SPBU Pertamina merupakan bagian dari sinergi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk meningkatkan pemanfaatan energi baru terbarukan yang pemanfaatannya masih rendah yakni baru mencapai 9,76 GW atau 2,2 persen dari potensi yang ada yang mencapai 442 GW.

Kerja sama ini juga untuk mendukung program pemerintah untuk mencapai target Bauran Energi Nasional 23 persen dari energi baru terbarukan pada tahun 2025 dengan kontribusi dari PLTS yang ditargetkan sebesar 6,5 GWp (Giga Watt peak).

Baca juga: BMKG-Len kerja sama bangun 194 stasiun seismic

Pewarta: Afut Syafril Nursyirwan
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2019