Jakarta (ANTARA) - Bahana Sekuritas menilai pelonggaran giro wajib minimum (GWM) yang dilakukan oleh Bank Indonesia pada November dan akan berlaku pada Januari 2020 bakal menopang laba perbankan.

"Penurunan GWM tidak serta merta mendorong kemampuan bank untuk menyalurkan kredit, karena tambahannya bagi pertumbuhan kredit diperkirakan sekitar 0,5 persen, sehingga dampaknya bagi penurunan rasio kredit terhadap simpanan (LDR) hanya sekitar 40 bps. Namun bagi sebagian bank besar pelonggaran ini akan berdampak bagi peningkatan laba bersih yang diperkirakan melebihi 1 persen," kata Analis Bahana Sekuritas Prasetya Christy Gunadi di Jakarta, Minggu.

Hingga akhir September 2019, lanjut dia, kredit perbankan tumbuh sebesar 7,89 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Baca juga: GWM turun, Bank Mandiri "kecipratan" dana tambahan kredit Rp4 triliun

Ia memperkirakan hingga akhir tahun ini kredit bank akan tumbuh dikisaran sembilan persen dan akan tumbuh dikisaran 10 persen pada 2020, dengan telah mempertimbangkan pengaruh dari pemotongan suku bunga acuan dan pelonggaran GWM.

"Pemotongan GWM akan memberi ruang lebih besar bagi perbankan untuk membukukan pendapatan dari bunga kredit daripada bunga yang diperoleh dari penempatan dana di BI melalui GWM," kata Prasetya.

Kebijakan penurunan GWM itu, lanjut dia, Bahana merekomendasikan beli untuk saham Bank Rakyat Indonesia (BRI) dengan target harga Rp5.300 pet lembar saham.

Rekomendasi itu, ia memaparkan, karena BRI sebagai bank yang fokus membiayai usaha menengah kecil dan mikro (UMKM) mengenakan bunga kredit yang lebih tinggi dibanding bank besar lainnya seperti Bank Mandiri, Bank Central Asia dan Bank Negara Indonesia (BNI), dengan rasio kredit bermasalah yang terjaga.

Baca juga: BI longgarkan kewajiban GWM antisipasi perbankan kesulitan likuiditas

"Dengan pelonggaran GWM, laba bersih BBRI diperkirakan akan naik sekitar 1,07 persen pada 2020," katanya.

Ia menambahkan rekomendasi beli juga diberikan untuk Bank Mandiri, dengan target harga Rp9.000 pet lembar saham, karena bank yang memiliki kode saham BMRI ini fokus untuk menjaga pendapatan bunga bersih atau net interest margin (NIM) dan memperbaiki rasio kredit bermasalah.

"Pelonggaran GWM diperkirakan akan membantu kenaikan laba bersih Bank Mandiri sebesar 1,04 persen pada 2020," paparnya.

Sebelumnya, Bank Indonesia melalui Rapat Dewan Gubernur periode November 2019 memangkas rasio GWM rupiah sebesar 0,5 persen menjadi 5,5 persen untuk bank umum, dan 4 persen untuk bank syariah yang akan menambah likuiditas ke industri perbankan secara akumulatif sebesar Rp26 triliun.
 

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2019