Banyak wisman yang pelit ketika berwisata ke NTT, mereka tidak mau menggunakan jasa operator tur, jasa pemandu, tidak menyewa kendaraan
Kupang (ANTARA) - Ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Provinsi Nusa Tenggara Timur, Abed Frans mengatakan banyak wisatawan mancanegara (wisman) yang berwisata ke daerah itu merupakan wisatawan yang pelit belanja wisata.

"Banyak wisman yang pelit ketika berwisata ke NTT, mereka tidak mau menggunakan jasa operator tur, jasa pemandu, tidak menyewa kendaraan," kata Abed dihubungi di Kupang, Senin.

Dia mengatakan hal itu berkaitan dengan pernyataan Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat bebeberapa waktu lalu yang melarang wisatawan tak berduit berwisata ke daerah itu.

Baca juga: Viktor Laiskodat: Wisatawan miskin jangan datang ke NTT

Viktor Laiskodat mengatakan bahwa wisatawan yang tak berduit atau bukan termasuk golongan orang kaya dilarang berwisata di NTT, karena kawasan wisata di NTT dirancang menjadi destinasi wisata kelas premium.

"Oleh karena itu wisatawan yang miskin jangan datang berwisata ke NTT, karena memang sudah dirancang untuk wisatawan yang berduit," katanya.

Menurut Abed Frans, wisatawan miskin yang dimaksud orang nomor satu di NTT itu tentunya diarahkan kepada wisatawan mancanegara yang pelit dari sisi belanja wisata.

"Jadi soal wisatawan miskin ini tidak bisa kita artikan secara bulat begitu saja, tetapi diarahkan pada wisman yang pelit saat berwisata ke daerah ini," katanya.

Baca juga: Gubernur NTT apresiasi investor berani bangun hotel di pedalaman

Wisatawan yang pelit, lanjut dia, tidak mengeluarkan belanja wisata yang banyak sehingga tidak memberikan kontribusi besar bagi pendapatan berbagai sektor usaha di daerah wisata.

"Karena mereka tidak menyewa kendaraan, tidak pakai jasa operator tur, pemandu wisata dan lainnya," kata pemilik operator tur PT Flobamor Tours itu.

Ia menambahkan tipikal wisatawan seperti ini banyak ditemukan di lapangan saat berwisata ke NTT.

Baca juga: Pemda NTT mulai persiapkan sistem pembayaran tiket ke Komodo



 

Pewarta: Aloysius Lewokeda
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2019