Brussels, Belgia (ANTARA) - Pemimpin baru Komisi Eropa Ursula von der Leyen dijadwalkan menghadiri pertemuan puncak iklim di Madrid dan melakukan kunjungan ke Afrika pada pekan pertama masa jabatannya.

Peristiwa tersebut menyoroti dua prioritas utama buat Komisi Pelaksana EU selama lima tahun ke depan.

Von der Leyen telah menetapkan sasaran tinggi dalam kebijakan Uni Eropa untuk memerangi perubahan iklim, demikian laporan Reuters --yang dipantau Antara di Jakarta, Senin. Ia berjanji akan mengurangi buangan karbon blok tersebut sampai sedikitnya 50 persen sampai 2030.

Pada Ahad (1/12), hari pertama masa jabatannya, ia kembali menyampaikan kepada wartawan sasarannya untuk membuat Eropa jadi benua pertama yang netral-iklim sampai 2050, yang berarti buangan karbon mesti sepenuhnya diimbangi oleh tindakan yang mengurangi CO2, seperti penanaman pohon.
Baca juga: Ursula von der Leyen terpilih sebagai Presiden Komisi Eropa

Saat menekankan pentingnya "Kesepakatan Hijau", von der Leyen dijadwalkan berada di Madrid pada Senin untuk pembukaan konferensi perubahan iklim PBB --yang secara resmi dikenal dengan nama COP25.

Itu direncanakan diikuti oleh usul dewan legislatif dari Komisi itu, yang dijadwalkan pada 11 Desember, bertujuan mengubah sasarannya menjadi teks hukum yang akan memerlukan persetujuan anggota parlemen dan negara EU.

Prioritas kebijakan luar negerinya sejauh ini kurang jelas.

EU adalah mitra dagang utama dengan, dan donor bantuan buat, negara Afrika. Organisasi tersebut telah menjanjikan penanaman modal lebih besar buat benua itu agar bisa lebih baik memanfaatkan potensi ekonominya dan menghambat aliran migran ekonomi Afrika yang berusaha dengan menempuh bahaya menyeberangi Laut Tengah untuk mencapai Eropa.

Von der Leyen mengatakan ia akan pergi ke Ibu Kota Ethiopia, Addis Ababa, untuk bertemu dengan Perdana Menteri Abiy Ahmed, yang dianugerahi Hadiah Nobel Perdamaian pada Oktober, dan Presiden Sahle-Work Zewde, satu-satunya perempuan yang memangku jabatan semacam itu di Afrika.

Perempuan tersebut juga dijadwalkan bertemu dengan Moussa Faki, Ketua Komisi Uni Afrika, yang memiliki markas besar di Addis Ababa.

Sumber: Reuters
Baca juga: Negara-negara ASEAN perkuat komitmen untuk pertumbuhan hijau
​​​​​​​Baca juga: Dubes Uni Eropa jelaskan perubahan iklim jadi prioritas Erasmus+ 2020
Baca juga: KLHK angkat banyak isu pada Konferensi Perubahan Iklim di Madrid

Penerjemah: Chaidar Abdullah
Editor: Maria D Andriana
Copyright © ANTARA 2019