Manila (ANTARA) - Timnas sepak bola putri harus pulang lebih dulu ke Tanah Air, karena di laga terakhir penyisihan harus mengakui keunggulan Thailand dengan skor 5-1 pada pertandingan SEA Games 2019 di Stadion Rizal Memorial, Manila, Filipina, Senin.

Tim asuhan Rully Nere ini sebenarnya mempunyai kesempatan lolos ke babak selanjutnya jika mampu menaklukkan Thailand, sebab dalam SEA Games 2019 sepak bola putri hanya diikuti enam negara yang terbagi dalam dua grup, A dan B.

Timnas putri Indonesia tergabung di Grup B bersama Vietnam dan Thailand, sedangkan Grup A diisi tuan rumah Filipina, Myanmar, dan Malaysia.

Dari masing-masing grup, pimpinan klasemen dan "runner up" lolos ke babak selanjutnya untuk bertemu dan memperebutkan medali emas, perak dan perunggu.

Baca juga: Timnas Sepak Bola Putri bidik kemenangan lawan Thailand

Namun, kekalahan ini membuat Rani Mulyasari dan kawan-kawan harus memupus keinginannya untuk lolos, karena tidak mampu mengoleksi satu pun angka, sebab sebelumnya kalah dari Vietnam dengan skor telak 6-0.

"Kita ketahui bersama Thailand adalah tim tangguh, sehingga pemain sempat gugup di awal laga, akibatnya kami kalah dalam laga ini," kata Rully, dalam keterangan pers usai laga di Manila.

Ia berharap para pemain bisa mengambil pelajaran di setiap laga yang berlangsung di SEA Games 2019, sehingga ke depan tim ini bisa lebih baik.

Rully mengaku nasib Garuda Pertiwi setelah SEA Games ke depannya akan diserahkan sepenuhnya kepada federasi, termasuk laporan setiap perkembangan tim saat menjalani SEA Games 2019.

Sementara dalam laga timnas Putri Indonesia sempat bangkit di babak kedua, setelah Rani Mulyasari mampu mencetak gol untuk memperkecil kekalahan pada menit 72.

Namun, satu gol itu tidak mampu membalikkan keadaan hingga wasit Albakkar Doumouh Ibrahim meniup peluit panjang tanda berakhirnya laga.

Gol Thailand masing-masing dicetak Kanyanat Chetthabutr dengan tiga gol di menit 2, 19 dan 27, kemudian Silawan Intamee menit ke 43 serta Suchawadee Nildhamrong pada menit 52.

Pewarta: A Malik Ibrahim
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2019