Jakarta (ANTARA) - Staf khusus (stafsus) Presiden untuk milenial Billy Mambrasar mengaku tetap akan bekerja untuk mengadvokasi isu-isu penting dengan menggunakan media sosial.

"Saya pikir kita tidak dibatasi dalam mengadvokasi kebijakan atau isu-isu yang kritical tidak ada sih, murni kita menjalankan tugas dan tanggung jawab dan kita mengadvokasi isu saja," kata Billy di lingkungan Istana Kepresidenan Jakarta, Senin.

Billy Mambrasar sebelumnya menjadi pembicaraan warganet karena membalas komentar Wakil Ketua Partai Gerindra Fadli Zon yang mengatakan stafsus milenial sebagai lipstik dan kosmetik melalui akun twitter-nya @kitongbisa.

Billy juga diketahui mencuit soal "kubu sebelah"

"Kita kerja sesuai KPI (key performance index), sesuai 'responsibilities' dan kalau ada 'progress' dari tugas yang diberikan ke kami tentu kami menyampaikan dengan baik baik," tambah Billy.

Billy yang bersama dengan stafsus lainnya baru bertemu dengan Presiden Jokowi mengaku hanya membahas soal program kerja dengan Presiden.

"Tadi bicara soal program kerja saja (dengan Presiden," ungkap Billy.

Billy diketahui membalas komentar Fadli Zon di twitter dengan mengatakan:

"Sebelum kami dtunjuk, kami sudah berkarya dan ikut berkontribusi ikut membangun bangsa ini! @AdamasBelva yang sudah memberikan akses pendidikan ke ratusan orang karena ruang gurunya? Saya yang sudah memberikan pendidikan gratis dan mendorong pemberdayaan kaum tertinggal d daerah terluar? Ayu Kartika Dewi dengan advokasi pendidikan toleransi? Karya Andy Taufan memberikan akses permodalan ke kaum wanita untuk keluar dari kemiskinan? Putri Tanjung dengan event bisnis kreatif untuk mendorong anak muda berwirausaha? Aminudin Ma'ruf dengan empowering pesantren, Angkie yang menginspirasi ratusan oang disabilitas? Ketika kami ditawarkan stafsus, kami masih sempat berpikir satu minggu sebelum mengatakan: "Iya", kami bukan kosmetik, dan kelompok manusia bodoh yang haus jabatan. Kami menerima tawaran ini hanya karena kecintaan kami ke Indonesia bukan karena kekuasaan dan uang" tulis Billy dalam empat cuitan di akun twitter-nya @kitongbisa.

Tidak ketinggalan pada Sabtu, 30 November 2019, pukul 19.12 WIB Billy mencuit "Stlh membahas ttg Pancasila (yg bikin kubu sebelah megap2), lalu kerja mendesign kartu Pra-kerja di Jkt, lalu sy ke Pulau Damai penuh keberagaman: BALI! Utk mengisi materi co-working space,mendorong bertambahnya jumlah entrepreneur muda,utk pengurangan pengangguran&angka kemiskinan."

Sejumlah warganet mempertanyakan istilah "kubu sebelah".

Sekitar pukul 21.30 WIB, cuitan itu sudah hilang. Billy membuat cuitan baru yang berisi penjelasan dari cuitan sebelumnya. "Untuk yg salah mengartikan "KUBU SEBELAH", maksud saya dari KUBU SEBELAH adalah HATERS atau ORANG2 PESIMIS terhadap progress kinerja saya.. Jgn diartikan kubu sebelah seperti lagi jaman Pilpres, TIDAK ADA hubungannya kesitu.. Krn saya tdk bermaksud ke arah situ!"

Baca juga: Billy Mambrasar, sempat mengira kena "prank" ditunjuk sebagai stafsus

Baca juga: Stafsus milenial Presiden ingin kerja maksimal dan tak cuma asal viral

Baca juga: Presiden Jokowi: stafsus milenial beri masukan untuk Kartu Pra Kerja


Atas tindakan Billy tersebut, Presiden Jokowi mengatakan bahwa hal itu karena semangat muda Billy

"Namanya muda-muda ini kan mungkin semangatnya kan lebih dibanding yang tua-tua. Jadi, kalau berbicara kadang terlalu semangat biasalah. Salah sedikit-sedikit tidak apa-apa lah. Kan sudah minta maaf, anak-anak muda ini, umur 30an. Salah-salah dikit dimaafkan lah," ungkap Presiden.

Presiden Jokowi mengangkat 7 orang stafsus milenial pada 21 November 2019. Mereka adalah Andi Taufan Garuda Putra (32) tahun memang adalah CEO Amartha MicroFintech; Putri Indahsari Tanjung (23) selaku CEO Creativepreneur dan Chief Bussiness Officer Kreafi yang bergerak di bidang "event organizer"; Adamas Belva Syah Devara (29) adalah CEO Ruangguru, satu perusahaan rintisan yang berfokus pada layanan berbasis pendidikan.

Selanjutnya Ayu Kartika Dewi (36) merupakan pendiri dan mentor lembaga Sabang Merauke, suatu program pertukaran pelajar antardaerah di Indonesia yang bertujuan untuk menumbuhkan semangat toleransi; Gracia Billy Mambrasar (31) selaku CEO Kitong Bisa suatu lembaga pendidikan yang memberdayakan pemuda di Papua; Angkie Yudistia (32) pendiri Thisable Enterprise, lembaga yang bertujuan memeberdayakan para disabilitas di dunia kerja sedangkan Aminuddin Maruf (33) mantan santri yang pernah menjadi Ketua Umum Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) periode 2014-2016.

Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2019