Jakarta (ANTARA) - Dewan Riset Nasional (DRN) mengajukan usulan pengembangan inovasi unggulan kepada Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang Brodjonegoro yang terdiri dari 9 bidang hasil bahasan komisi teknik DRN.

"Kami melihat dari sisi bahwa kami sudah punya prioritas riset nasional sembilan bidang dengan empat puluh sembilan produk. Tentunya usulan dari DRN untuk inovasi baru itu akan kami coba akomodasi pada yang ada," ujar Menristek Bambang usai menghadiri Sidang Paripurna DRN di Hotel Aryaduta, Jakarta Pusat pada Senin.

Dalam presentasinya, Ketua DRN Bambang Setiadi memaparkan sembilan produk itu di mana usulan untuk sektor kesehatan dan obat adalah inovasi penyakit degenaratif, stem cell untuk mendukung pariwisata kesehatan, obat kanker dengan bahan alam serta institut kesehatan nasional.

Baca juga: Menristek dorong peningkatan TKDN LRT Jabodebek jadi 100 persen

Dari bidang hukum dan keamanan, DRN mengusulkan pengembangan radar CGI dan keamanan siber sebagai program integrasi di tingkat DRN. Di pertanian pangan, Kemenristek dan lembaga penelitian di bawahnya dapat mengembangkan pangan fungsional dan bahan berbasis pangan lokal dengan pendekatan industri 4.0.

Untuk bidang material maju, DRN mengusulkan pembangunan industri material maju nasional berbasis mineral lokal untuk penguatan sektor industri tersebut. Dalam sektor sosial humaniora, inovasi unggulannya adalah membangun SDM unggul dan ekonomi berdaya saing berbasis inovasi mencakup smart people dan smart economy.

Dalam bidang energi, DRN mengharapkan adanya upaya dekarbonisasi sektor energi. Sementara itu, dalam bidang transportasi diharapkan adanya kapal tanki minyak nabati dan infrastruktur smart self healing pavement.

Baca juga: Menristek targetkan Indonesia produksi 2 juta motor listrik pada 2025

Terakhir di bidang lingkungan kebencanaan, diharapkan adanya disaster science and techno park dan sistem informasi inovasi manajemen dan kebijakan lingkungan dan kebencanaan nasional yang terintegrasi.

Sebelumnya, pemerintah juga sudah menetapkan 49 agenda prioritas riset nasional (PRN) dalam lima tahun ke depan sebagai fokus kegiatan penelitian, pengembangan, pengkajian dan penerapan.

Menristek menekankan pertimbangan dalam prioritas inovasi nanti akan bergantung pada hal yang dapat dimanfaatkan dan berguna untuk masyarakat.

"Jangan sampai kita mengusulkan inovasi dari sisi kemampuan peneliti atau keberadaan teknologinya. Tapi kita harus bisa mendorong inovasi yang menjadi kebutuhan masyarakat banyak dan justru jika kita belum menguasai teknologinya, kita harus kuasai dulu teknologinya," ujar mantan Kepala Bappenas Kabinet Kerja itu.


Baca juga: Menristek paparkan strategi pemerintah sinergikan sains dan industri
Baca juga: Menristek: Perlu memasyarakatkan kemampuan digital di Indonesia

Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019