Bantuan bea guru tersebut didasari realita banyak guru honor, ngaji dan tahfidz yang masih mendapatkan penghasilan minim...
Bandarlampung (ANTARA) - Aksi Cepat Tanggap (ACT) Lampung menyalurkan bantuan bea guru dari program sahabat guru Indonesia kepada sejumlah tenaga pendidik yang berstatus honor di Kota Bandarlampung.

"Bantuan bea guru tersebut didasari realita banyak guru honor, ngaji dan tahfidz yang masih mendapatkan penghasilan minim," kata Kepala Program ACT Lampung Arief Rakhman dalam keterangannya di Bandarlampung, Senin.

Menurut dia, saat ini masih banyak guru-guru honor untuk sekedar memenuhi kebutuhan hidup keluarganya saja tidak cukup, belum lagi mereka harus mengeluarkan biaya operasional menuju lokasi tempat mengajar yang tidak dekat.
Baca juga: Guru berpenghasilan rendah di pelosok Sumsel mendapat bantuan ACT
Baca juga: Peringati Hari Guru, ACT kaji program bantuan sedekah rumah bagi guru


Ia melanjutkan, dengan adanya program SGI diharapkan mampu menggerakkan masyarakat untuk berbagi dan peduli atas kecilnya penghasilan guru-guru tersebut dan dengan tercukupinya kebutuhan keluarga mereka diharapkan tenaga pendidik ini akan lebih fokus untuk mencerdaskan anak-anak yang diajarnya.

“Sahabat Guru Indonesia (SGI) menjadi pemantik untuk lebih peduli terhadap kehidupan guru-guru yang berpenghasilan minim, untuk itu diharapkan peran serta semua dermawan di seluruh Provinsi Lampung," katanya.

Sementara itu, Suwanah salah seorang guru yang mendapatkan bea guru dari ACT Lampung merasa sangat bersyukur dengan bantuan yang diberikan tersebut sebab akan dipergunakan untuk membayar SPP anaknya.
Baca juga: ACT dan Sahabat Guru Indonesia
Baca juga: ACT apresiasi pengabdian guru lewat gerakan Sahabat Guru Indonesia


Ia mengungkapkan bahwa telah bekerja selama 22 tahun di MI Mathla’ul Anwar Kelurahan Sinar Laut Kecamatan Teluk Betung Timur, dengan gaji yang minim namun tekadnya yang tulus ikhlas dan rasa syukurnya tetap terus mengajar di sekolah tersebut untuk berbagi ilmu.

"Kalau penghasilan sudah terbiasa berbulan bulan tidak digaji, kenapa saya masih mengajar di sini karena ini adalah pilihan hidup dan rasa cinta yang besar terhadap anak didik yang membuat saya tetap teguh dalam menjalaninya," kata dia.
Baca juga: ACT bantu guru daerah terpencil di Kabupaten Alor

 

Pewarta: Dian Hadiyatna
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2019