Jakarta (ANTARA) - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mendorong seluruh jajaran di Kementerian Pertanian untuk mengembangkan potensi pertanian melalui penguatan sistem klaster.

"Kita punya potensi mulai dari ubi kayu hingga tanaman obat-obatan. Jadi harus didukung data yang lebih kuat. Kita juga harus melakukan penguatan aturan program," kata Syahrul dalam pertemuan dengan para eksportir di Ditjen Tanaman Pangan Kementan Pasar Minggu, Senin.

Mentan menegaskan, pemerintah membuka lebar masukan dan saran dari para eksportir yang berkaitan dengan penguatan sistem klaster ini, sehingga percepatan dan penguatan ekspor pertanian yang diharapkan bisa terlaksana dengan baik.

Baca juga: Mentan Syahrul lepas ekspor pertanian Jatim senilai Rp805,79 miliar

Menurut Syahrul, eksportir sebagai pionir ekspor sangat dibutuhkan dalam mewujudkan kebangkitan pertanian. Peran mereka juga diharapkan bisa membawa produk pertanian mendunia dan diterima di pasar internasional.

"Di luar negeri butuh jahe merah. Kita bisa mengekspor dengan koneksi. Atau saya memiliki koneksi tetapi saya tidak punya lahan. Jadi saya kira semua harus selaras dan mau bergerak bersama. Petani dan eksportir juga harus berjalan seimbang," kata Syahrul.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi menyebutkan bahwa ekspor sektor tanaman pangan tahun 2019 mencapai 200 ribu ton dengan nilai Rp2 triliun.

Baca juga: Mentan ajak petani dan eksportir manfaatkan peluang ekspor porang

"Kacang hijau yang masa tanamnya singkat, sekitar dua bulan adalah salah satu komoditas tanaman pangan yang menjadi favorit untuk diekspor. Jumlahnya mencapai 33 ribu ton. Selain itu ada porang, jumlahnya mencapai 11 ribu ton," kata Suwandi.

Ia mengatakan, potensi ekspor dari sektor tanaman pangan masih terbuka dan memiliki ceruk pasar yang besar. Dengan inovasi dan teknologi bioindustri, setidaknya ada 34 jenis produk padi, 41 jenis produk jagung dan 28 jenis produk ubi kayu bisa dikembangkan dan menjanjikan di pasar internasional.

Baca juga: Mentan lepas ekspor pakan ternak senilai Rp132 miliar ke Filipina

"Dukungan dari pihak perbankan dan asuransi sangat dibutuhkan. Itu sudah coba kami lakukan. Contohnya dengan melibatkan pihak asuransi dengan skema komersial untuk melayani petani jagung yang mencakup lahan dengan total luas 44 ribu hektare," kata Suwandi.

Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Edy Supriyadi
Copyright © ANTARA 2019