Manila, Filipina (ANTARA) - Lifter Indonesia Putri Aulia Andriani mengaku tidak gugup menghadapi kompetisi di SEA Games 2019, yang menjadi penampilan pertamanya di ajang SEA Games.

“Tidak gugup sama sekali. Saya bermain lepas saja,” ujar Putri di Kompleks Olahraga Rizal Memorial, Manila, Filipina, Selasa.

Bermain tenang membuat atlet yang baru berusia 17 tahun tersebut mencatatkan hasil yang baik untuk seorang debutan.

Baca juga: Windy patahkan asumsi jika atlet angkat besi tak boleh langsing

Dia merebut medali perunggu dengan total angkatan terbaik 177 kilogram yang berasal dari 79 kilogram snatch dan 98 kilogram clean and jerk.

Akan tetapi, perempuan asal Kalimantan Barat tersebut tidak terlalu gembira dengan prestasinya itu.

"Target saya sebenarnya medali perak. Akan tetapi, mau bagaimana lagi saya belum beruntung dan belum maksimal," tutur Putri.

Baca juga: Indonesia tambah satu perunggu SEA Games 2019 dari angkat besi

Terkait mentalitas bertanding Putri, pelatih angkat besi Indonesia Dirja Wihardja menyebut bahwa anak asuhnya itu masih kerap khawatir dengan lawan.

Namun, Dirja memaklumi hal itu karena Putri merupakan atlet belia yang belum banyak berlaga di kompetisi internasional. Apalagi, SEA Games 2019 merupakan turnamen multicabang perdananya.

"Itu masalah jam terbang. Kalau lifter sekelas Eko Yuli (peraih medali emas Asian Games 2018, perak Olimpiade 2016, perunggu Olimpiade 2008 dan 2012, red), dia sudah tidak melihat lawan di kompetisi karena memang lawan terberatnya adalah diri sendiri," tutur Dirja.

Baca juga: Eko Yuli Irawan rebut medali emas

Medali perunggu dari Putri (hingga Selasa (3/12) pukul 12.00 waktu Manila), membuat tim angkat besi Indonesia sudah menyumbangkan dua medali emas, satu medali perak dan tiga medali perunggu SEA Games 2019.

Indonesia berpeluang menambah medali angkat besi SEA Games 2019 karena di hari yang sama mulai pukul 13.00 waktu Manila, lifter Deni dan Benadicta Babela akan bertarung masing-masing di kelas 67 kilogram putra dan 64 kilogram putri.

 

Pewarta: Michael Siahaan
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2019