Jika industri kita harus membayar 11 sen dolar, maka industri itu tidak akan bisa bersaing dengan industri yang ada di negara lain
Pontianak (ANTARA) - Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji menegaskan bahwa Kalbar memerlukan energi alternatif untuk memenuhi percepatan pertumbuhan sektor industri.

"Untuk mendorong pertumbuhan industri, Kalbar memerlukan anergi alternatif, khususnya pada sektor kelistrikan. Untuk itu kita harapkan ke depan ada energi alternatif yang bisa kita kembangkan dan Pemprov Kalbar akan mendorong hal itu, seperti energi nuklir dan gas bumi," kata Sutarmidji di Pontianak, Seasa.

Menurutnya, untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan industri PLN masih membeli listrik dari Malaysia sebesar 220 MW, harga pembelian itu antara 7 sampai 8 sen dolar per kWh, dan dijual kepada masyarakat antara 10 sampai 11 sen dolar.

Baca juga: Kalbar-Batan kerjasama manfaatkan nuklir untuk pertanian dan kesehatan

Sementara negara yang menggunakan teknologi nuklir, katanya, industrinya hanya mengeluarkan biaya produksi sebesar 3 sen dolar per kWh, sehingga pertumbuhan industrinya cukup tinggi.

"Jika industri kita harus membayar 11 sen dolar, maka industri itu tidak akan bisa bersaing dengan industri yang ada di negara lain. Karena mereka harus mengeluarkan biaya besar untuk produksi, sehingga produk yang dijual kepada masyarakat juga akan dengan harga yang tinggi. Ini tentu menjadi hitung-hitungan ekonomi dari industri yang akan melakukan kegiatan produksi," kata Sutarmidji.

Jika ini dibiarkan, lanjutnya, maka pertumbuhan industri di Kalbar akan sulit untuk berkembang, karena biaya produksinya yang besar tadi. "Makanya kita akan mendorong pembangunan energi nuklir di Kalbar karena kita memiliki SDA yang cukup untuk hal itu," katanya.

Baca juga: Kalbar siap dukung kemandirian energi melalui pembangunan PLTN

Sutarmidji berharap dengan adanya pembangunan pipa gas bumi Trans Kalimantan, menjadi salah satu upaya untuk memenuhi kebutuhan energi bagi industri dan masyarakat.

Setidaknya, kata dia, jika rencana ini terealisasi negara bisa menghemat lebih dari Rp62 triliun dari penggunaan minyak, bahkan negara bisa menghemat subsidi Rp4 triliun, sehingga dari sisi efisiensi pembangunan pipa gas bumi Trans Kalimantan ini sangat bermanfaat bagi keuangan negara.

"Makanya, kami dari pemerintah provinsi akan mendukung penuh rencana pembangunan pipa gas ini. Dan saya harapkan kepada seluruh pemda juga bisa mempermudah rencana ini," tuturnya.

Baca juga: Ibukota pindah, kebutuhan gas bumi di Kalimantan meningkat 92 persen
Baca juga: Pembangunan pipa gas Trans Kalimantan percepat pembangunan industri

Pewarta: Rendra Oxtora
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019