Jakarta (ANTARA) - BUMN peralatan elektronik, PT Len Industri akan bekerja sama dengan pengelola pusat perbelanjaan (mall) untuk membangun pengisian daya (charging station) kendaraan listrik.

"Ekosistem mobil listrik harus kita bangun, charging station mungkin nanti kita bangun bekerjasama dengan pemilik mall-mall. Jadi nantinya orang berbelanja bisa isi daya, orang belanja paling cepat sekitar satu jam," ujar Direktur Utama PT Len Industri, Zakky Gamal Yasin di Jakarta, Selasa.

Untuk pembangunan pengisian daya kendaraan listrik, lanjut dia, Len Industri akan menggandeng PT PLN (Persero) dan PT Pertamina (Persero). Rencananya akan dibangun di 180 titik pengisian daya untuk kendaraan listrik.

Baca juga: Len jajaki proyek infrastruktur perkeretaapian di Afrika

"Kita juga menggandeng Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) untuk menyiapkan teknologinya," ucapnya.

Ia mengatakan mengenai ekosistem kendaraan listrik, pihaknya akan mempelajari perkembangan di Eropa dan China.

"China paling bombastis untuk perkembangan mobil listrik tetapi kalau kedewasaan sistem, negara-negara Eropa lebih baik," katanya.

Zakky menambahkan pihaknya juga sedang mengembangkan teknologi baterai swap pada motor listrik agar memudahkan aktivitas pemilik kendaraan.

Baca juga: PLN-LEN-Pertamina bentuk perusahaan patungan kembangkan PLTS

"Kita coba kembangkan baterai swap, jadi baterainya itu bisa ditukar layaknya tabung gas," ucapnya.

Zakky juga mengatakan bahwa salah satu yang menjadi kendala mengenai teknologi pengisian daya adalah durasi pengisian baterai kendaraan listrik, mengingat teknologi yang ada saat ini paling cepat 25 menit sampai 30 menit untuk pengisian baterai secara penuh.

"Itu menjadi pertimbangan kita ke depan bagaimana mensiasatinya, kita terus berinovasi bagaimana sistem kerjanya bisa lebih cepat sehingga saat diaplikasikan di lapangan nanti tidak beda jauh dengan pengisian bahan bakar minyak," katanya.

Ia mengemukakan daya tahan mobil listrik dengan baterai terisi penuh dapat menempuh jarak sejauh 200 kilometer. Namun itu tergantung kondisi jalan dan cara pemakaiannya.

"Kalau kondisi jalannya naik turun, macet dan terlalu banyak menekan gas, mobil listrik akan lebih cepat kehabisan energi sebelum sampai 200 km," katanya.

 

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2019