Ambon (ANTARA) - Wali Kota Ambon Richard Louhenapessy menyatakan program wake up call merupakan upaya untuk meningkatkan pemahaman kebencanaan bagi warga kota Ambon.

Program yang digagas dalam bentuk sosialisasi dan edukasi kebencanaan bertujuan agar warga kota bisa memahami bencana alam terutama gempa dan tsunami, katanya di Ambon, Selasa.

Ia mengatakan, gempa yang terjadi di Maluku, khususnya Kota Ambon memberikan dampak traumatis, dimana masyarakat khawatir, ditambah lagi beredarnya berita hoaks.

"Agar masyarakat mendapatkan informasi yang tepat, Pemkot mengambil inisiatif melakukan sosialisasi dan edukasi kebencanaan di Maluku terutama di Ambon," katanya.

Baca juga: Verifikasi rumah rusak setelah bencana sesuai NIK

Baca juga: Kerusakan rumah korban pascabencana gempa Ambon sedang diverifikasi

Baca juga: BPBD sebut dana siap pakai gempa Ambon sudah sesuai peruntukan


Richard menjelaskan pengetahuan terhadap bencana harus menjadi referensi, sehingga ke depan kegiatan ini akan dilakukan setahun tiga kali, agar warga Kota Ambon mempunyai wawasan tentang bencana.

"Kegiatan ini akan dilaksanakan tiga kali dalam satu tahun sebagai bentuk sosialisasi pengetahuan kepada masyarakat," katanya.

Sosialisasi seluruh lapisan masyarakat terlibat dan mendengar paparan dari para pakar untuk menambah pengetahuan terkait kondisi yang ada di Ambon.

Sosialisasi diikuti pejabat eselon II, III dan IV di lingkup Pemkot Ambon, Pemprov Maluku, eselon II dan III, para raja, lurah kades, RT/RW, kepala sekolah TK, SD, SMP dan SMA, kemudian yang mewakili semua kampus di Ambon.

Selain itu juga para tokoh agama, TNI-Polri, anggota DPRD dan pimpinan parpol, serta instansi vertikal, organisasi masyarakat, selain itu juga menghadirkan perwakilan pengungsi.

Sejumlah pakar hadir membahas secara ilmiah bencana gempa bumi yakni Ferad Puturuhu (Universitas Pattimura), Daryono (BMKG) dan Sri Hidayati (PVMBG) yang membahas tentang kondisi aktual gempa Ambon.

Di sesi kedua menghadirkan pembicara Ivibbe M Radjawane (ITB), Eng Hamzah (ITB) dan Wilham Louhenapessy (Calvin Institute dan Technology) yang membahas potensi gempa bumi dan tsunami Ambon.

Dan sesi ketiga menghadirkan Tommi Heriyanto (BNPB), Harkunti Rahayu (ITB) dan J Sopaheluwakan (UI).*

Baca juga: Permudah urusan bencana-kemanusiaan ACT siapkan kantor cabang di Ambon

Baca juga: BNPB galang dana untuk korban gempa di Maluku

Baca juga: BNPB serahkan bantuan penanganan darurat bencana

Pewarta: Penina Fiolana Mayaut
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019