Jakarta (ANTARA) - Bambang Soesatyo (Bamsoet) menyatakan diri mundur dari pencalonan ketua umum Partai Golkar hanya beberapa jam menjelang pembukaan musyawarah nasional partai berlambang pohon beringin tersebut pada Selasa (3/11).

Padahal kader Golkar yang kini menjabat Ketua MPR tersebut sebelumnya menggebu-gebu untuk bertarung menduduki ketua umum partai politik tersebut.

Bamsoet sebelumnya siap bertarung dengan petahana Airlangga Hartarto yang juga merupakan Menteri Koordinator Perekonomian.

Bambang Soesatyo siap dengan tim sukses untuk mendukungnya di Munas Golkar. Selain itu, sejumlah Poster Bamsoet untuk beringin satu tersebut juga telah terpampang di pinggir jalan S Parman. Iklan poster Bambang Soesatyo juga terpampang di sejumlah tempat di kawasan Ibu Kota.

Munas Golkar yang digelar 3-5 Desember 2019 tersebut sebelumnya diperkirakan akan panas oleh persaingan Airlangga dengan Bamsoet. Namun, persaingan keduanya kini reda.

Bambang Soesatyo menyatakan mundur dalam konferensi pers di Kementerian Kemenko Kemaritiman dan Investasi, Jakarta, Selasa sore, jelang pembukaan Munas Golkar.

Baca juga: Presiden Jokowi hadiri Munas X Golkar

"Dengan semangat rekonsiliasi yang telah kita sepakati bersama, maka demi menjaga soliditas dan menjaga keutuhan Partai Golkar, maka saya sore hari ini menyatakan tidak meneruskan pencalonan saya sebagai kandidat Ketum Partai Golkar 2019-2024," katanya dalam jumpa pers tersebut.

Dalam jumpa pers itu, turut hadir Ketua Umum Partai Golkar yang juga Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, politisi Abu Rizal Bakrie dan Menko Kemaritiman dan Investasi yang juga tokoh Partai Golkar Luhut Binsar Pandjaitan.

Bamsoet menjelaskan beberapa pertimbangan atas keputusan yang diambilnya itu. Pertama, yakni mengenai perkembangan Partai Golkar menjelang Munas yang semakin panas.

Pertimbangan kedua, yakni situasi politik yang dinilai perlu dijaga guna menjaga harapan untuk mempertahankan pertumbuhan ekonomi agar tidak terdampak ancaman ekonomi global.

"Kemudian, nasihat, pandangan, saran dan pendapat dari para tokoh senior kami, Pak Luhut, Ketua Dewan Pembina Pak Abu Rizal Bakrie, Wakil Ketua Dewan Pembina Akbar Tanjung, saya tadi pagi sudah komunikasi dan menyampaikan pandangan. Termasuk juga Ketua Dewan Pakar Pak Agung Laksono," tuturnya.

Pertimbangan terakhir, lanjut Bamsoet, yakni semangat rekonsiliasi yang telah disepakati bersama antara kedua kubu.

Baca juga: Mundur sebagai calon ketua umum Golkar, Bamsoet akui legawa

Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto yang juga petahana menyambut positif pengunduran diri Bamsoet tersebut karena Musyawarah Nasional (Munas) Partai Golkar yang akan digelar mulai Selasa (3/12) malam ini, akan menjadi Munas yang adem.

"Sesuai dengan pembicaraan saya dan Pak Bambang, munas ini akan jadi munas yang adem, munas yang betul-betul buat Golkar jadi partai yang bisa menjadi pendukung pemerintah," ujar Airlangga dalam jumpa pers di Kemenko Kemaritiman dan Investasi tersebut.

Menurut Airlangga yang juga Menko Bidang Perekonomian itu, situasi politik yang kondusif sangat penting di tengah dinamika ekonomi politik global seperti sekarang ini.


Nasihat senior

Usai dari Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Bamsoet memberikan keterangan pers kepada para Wartawan di Satay House Senayan, Jakarta.

Kepada para wartawan, ia bercerita sebelum memutuskan mundur dari pencalonan ketua umum Partai Golkar periode 2019-2024, berkonsultasi dengan senior-senior partai.

"Pagi tadi, saya berkonsultasi dengan Pak Pontjo (Ketua Umum FKPPI) melaporkan situasi dan kondisi yang ada. Tadi malam, di tempat Pak Yapto (Ketua Umum Pemuda Pancasila)," ungkapnya.

Bamsoet juga bertemu Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum Soksi Bobby Suhardiman yang mencalonkannya sebagai ketua umum untuk mengonsultasikan persoalan itu.

"Pak Akbar Tanjung tadi pagi saya juga minta nasihat dan pandangan, Pak.Agung laksono juga," ujarnya.

Baca juga: Agun dan Indra ikut mundur dari pencalonan ketua umum Golkar

Nasihat dari para senior, kata Bamsoet, menyampaikan semangat rekonsiliasi untuk menghindari perpecahan di tubuh Golkar yang akan merugikan partai sendiri.

"Mereka (senior) menyarankan rekonsiliasi secara menyeluruh. Inilah keistimewaan di Golkar, satu sama lain saling menghargai. Kami tidak bisa menolak jika senior memberikan nasihat dan saran," imbuhnya.

Pada kesempatan tersebut, hadir Ketua Umum FKPPI Pontjo Sutowo, Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum Soksi Bobby Suhardiman, dan Koordinator Bidang Pemenangan Pemilu DPP Partai Golkar Nusron Wahid, dan sejumlah tokoh lain.


Ikuti Bamsoet

Sementara itu, pengunduran diri Bambang Soesatyo juga diikuti oleh dua kader Golkar yang juga turut menyermarakan bursa calon ketua umum yaitu, Agun Gunandjar dan Indra Bambang Utoyo.

"Kami telah dapatkan Airlangga. Tidak hanya sekadar solid, tetapi menjalankan mekanisme demokrasi. Maka, saya nyatakan mundur sebagai calon," kata Agun.

Demikian juga dengan politikus senior Golkar Indra Bambang Utoyo yang menyatakan mundur dari pencalonan ketua umum Partai Golkar periode 2019-2024.

Diakui Indra, selama ini mengkritisi kepemimpinan Airlangga karena tidak menjalankan manajemen dan tata kelola partai secara baik.

"Namun, kami percaya Bambang Soesatyo dan Airlangga Hartarto melakukan rekonsiliasi secara baik. Kami dukung sehingga mundur dari pencalonan bakal ketua umum Golkar," imbuhnya.

Sementara itu, sebelumnya Ketua Komite Pemilihan Munas X Golkar Maman Abdurrahman mengatakan empat bakal caketum Golkar yang belum memenuhi persyaratan pencalonan sebagai Ketua Umum Golkar yakni Indra Bambang Utoyo, Ahmad Anama, Aris Mandji, dan Derek Loupatty.

Baca juga: Aklamasi potensial terjadi dalam Munas Golkar

"Empat nama yang belum memenuhi syarat yaitu Indra Bambang Utoyo, Ahmad Anama, Aris Mandji, dan Derek Loupatty," kata Maman di Jakarta, Selasa.

Maman mengatakan Indra Bambang Utoyo tidak bersedia terkait persyaratan untuk tidak mendirikan partai lain jika kalah dalam Munas X Golkar.

"Beliau tidak bersedia poin tersebut dan beliau memberikan beberapa alasan. Nah karena dasar itu kami Komite Pemilihan tidak bisa memasukan beliau dalam katehori memenuhi syarat," ungkap Maman.

Selanjutnya, untuk bakal calon lain yakni Ahmad Anama, Maman mengatakan yang bersangkutan belum tercatat sebagai pengurus DPP Golkar selama kurang lebih lima tahun.

Sedangkan Derek Loupatty tidak memenuhi persyaratan terkait unsur prestasi, dedikasi, loyalitas dan tidak tercela.

Sementara Aris Mandji tidak memenuhi syarat karena pernah menjadi caleg dari partai lain.

Ada pun calon lain yang memenuhi persyaratan yakni Airlangga Hartarto, Bambang Soesatyo, Ridwan Hisjam, Ali Yahya dan Agun Gunandjar Sudarsa.

Baca juga: Bamsoet mundur atas saran para senior Golkar

Namun, dari nama-nama yang memenuhi syarat itu, hingga Selasa sore, dua orang telah menyampaikan pengunduran dirinya.

Sementara itu, Loyalis Airlangga Hartarto, Ahmad Doli Kurnia menghormati keputusan pengunduran diri Bambang Soesatyo dari pencalonan Ketua Umum Golkar.

"Saya kira kita menghormati keputusan Bambang Soesatyo, artinya dia kembali pada jalan yang benar, karena kan selama ini komitmennya kan kita ini prinsipnya berbagi, kemudian untuk menjaga soliditas," kata Doli dihubungi wartawan di Jakarta, Selasa.

Doli mengatakan setelah sekian lama menunggu komitmen Bamsoet, akhirnya Bamsoet menyampaikan keputusannya untuk mengundurkan diri. Hal ini, kata dia, menjadi modal penting bagi kebangkitan Golkar ke depan.

"Munas bisa kita pastikan lancar, dan ini untuk semua," tukas Doli.

Baca juga: Airlangga: Munas Golkar jadi munas yang adem





Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2019