New York (ANTARA) - Harga minyak dunia relatif stabil pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), bervariasi tipis karena ekspektasi penurunan produksi dari OPEC dan produsen sekutu OPEC ikut membantu harga naik, menyusul komentar Presiden AS Donald Trump bahwa kesepakatan perdagangan dengan China mungkin tertunda.

Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Februari turun 10 sen menjadi ditutup pada 60,82 dolar AS per barel. Sementara itu, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Januari naik 14 sen menjadi 56,10 dolar AS per barel.

Trump mengatakan perjanjian perdagangan AS-China mungkin harus menunggu sampai usai pemilihan presiden November mendatang, mengabaikan harapan resolusi cepat terhadap perselisihan yang telah membebani ekonomi dunia.

"Saya tidak punya batas waktu, tidak," kata Trump kepada wartawan di London, di mana ia akan menghadiri pertemuan para pemimpin NATO. "Dalam beberapa hal, saya suka ide menunggu sampai setelah pemilihan untuk kesepakatan China."

Baca juga: Harga minyak naik, ditopang pembicaraan pembatasan pasokan OPEC+

Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutu-sekutunya, yang dikenal sebagai OPEC+, sedang membahas rencana untuk memperdalam pengurangan pasokan 1,2 juta barel per hari (bph) dengan tambahan 400.000 barel per hari dan memperpanjang pakta hingga Juni, kata dua sumber yang paham dengan masalah tersebut.

Arab Saudi mendorong rencana untuk meningkatkan pasar sebelum penawaran umum perdana perusahaan minyak milik pemerintah Saudi Aramco, kata sumber itu.

"Kami melihat kemungkinan keputusan seperti itu, tetapi satu yang bisa membuktikan sementara jika kepatuhan di antara peserta lain tidak secara ketat dipatuhi hingga Tahun Baru," kata Jim Ritterbusch, presiden Ritterbusch and Associates, dalam sebuah laporan. "Jadi sementara keputusan seperti itu dapat memacu beberapa kekuatan harga minyak dalam waktu dekat, kemungkinan lingkungan penetapan harga kuartal pertama 2020 yang lemah akan meningkat."

Seorang pejabat senior di Badan Energi Internasional (IEA) mengatakan produsen OPEC tidak mungkin mengubah pembatasan produksi mereka sampai prospek pasar menjadi lebih jelas.

Baca juga: Harga minyak berakhir bervariasi, tertekan ketegangan AS dengan China

Menteri Energi Rusia Alexander Novak mengatakan dia berharap pertemuan minggu ini akan konstruktif tetapi menambahkan bahwa Moskow belum menyelesaikan posisinya.

Vagit Alekperov, CEO produsen minyak terbesar kedua Rusia Lukoil, mengatakan tidak akan bijaksana untuk memperdalam pengurangan produksi di musim dingin, terutama untuk Rusia.

JPMorgan mengatakan dalam sebuah catatan bahwa mereka memperkirakan OPEC+ setuju untuk memperdalam penurunan produksi hingga 1,5 juta barel per hari sampai akhir tahun 2020.

Para menteri OPEC akan bertemu di Wina pada Kamis dan kelompok OPEC+ yang lebih luas berkumpul pada Jumat.

Baca juga: Harga minyak turun, persediaan dan produksi minyak AS melonjak

Produsen AS dengan senang hati memenuhi kekurangan pasar dengan pengaturan rekor produksi. Pertumbuhan hingga tahun 2020 dapat berkisar antara 100.000 barel per hari hingga satu juta barel per hari.

Persediaan minyak mentah turun 3,7 juta barel dalam sepekan yang berakhir 29 November menjadi 445,9 juta barel, data dari kelompok industri American Petroleum Institute (API) menunjukkan. Analis memperkirakan penurunan 1,7 juta barel.

Data resmi pemerintah akan dirilis pada Rabu waktu setempat.

Baca juga: Optimisme pembicaraan perdagangan AS-China angkat harga minyak
 

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019