Ekosistem sejarah itu adalah produksi pengetahuan, diseminasi pengetahuan dan apresiasi kesejarahan
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menggelar Seminar Sejarah Nasional pada 4-6 Desember 2019 untuk menghidupkan semangat kebangkitan historiografi Indonesia.

"Ekosistem sejarah itu adalah produksi pengetahuan, diseminasi pengetahuan dan apresiasi kesejarahan," kata Direktur Sejarah Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Triana Wulandari di Jakarta, Rabu.

Kegiatan yang digelar tiga hari itu akan merumuskan rekomendasi yang diharapkan dapat ditindaklanjuti untuk menyekesaikan permaalaahan dalam ekosistem sejarah.

Ia mengatakan bahwa persoalan utama dalam produksi pengetahuan adalah pemerataan kompetensi para pegiat sejarah, jaringan antarpegiat sejarah, penyebarluasan pengetahuan sejarah, keterbatasan akses terhadap sumber sejarah, dan belum tersedianya buku induk sejarah nasional dengan paradigma baru.

Dia mengatakan persoalan dalam diseminasi sejarah yakni diperlukannya metode dan metodologi pembelajaran sejarah menyesuaikan dengan perkembangan teknologi informasi.

Selain itu masalah peninjauan kurikulum mata pelajaran sejarah yang harus disesuaikan dengan perkembangan dan perubahan dalam perkembangan sejarah.

Kemudian dalam apresiasi kesejarahan terdapat masalah dalam kapasitas, tata kelola dan sinergi lembaga penggiat. Kemudian perlu ditingkatkan penghargaan terhadap penemuan dan pengembangan pendidikan dan penelitian sejarah.

Seminar Sejarah Nasional menghadirkan 100 orang pemakalah. Rangkaian kegiatannya antara lain pidato kesejarahan dan pleno, demikian Triana Wulandari.

Baca juga: Indonesia akan miliki museum sejarah Nabi Muhammad

Baca juga: Ternate potensial jadi destinasi wisata sejarah utama di Indonesia

Baca juga: Dirjen Kebudayaan upayakan penggalian naskah sejarah kemerdekaan

Baca juga: Indonesia miliki museum perkebunan di Medan

Baca juga: Bogor miliki Museum Nusantara Sejarah Alam Indonesia

Pewarta: Aubrey Kandelila Fanani
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019