Madrid, Spanyol (ANTARA) - Wakil Ketua DPR RI Muhaimin Iskandar didampingi Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Alue Dohong membuka Paviliun Indonesia pada konferensi perubahan iklim COP UNFCCC ke-25 di Felia De Madrid, Spanyol, Rabu.

Dalam sambutannya, Muhaimin mengatakan, semua pihak perlu saling mendukung, baik antarnegara maju, antarnegara b​​erkembang, maupun kemitraan antara negara maju dan negara berkembang.

Political will seluruh negara pihak menjadi sangat penting. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini, saya menyatakan komitmen saya, baik sebagai Wakil Ketua DPR RI, maupun sebagai pimpinan partai politik untuk membumikan Politik Hijau Indonesia," kata Muhaimin.

Selain itu, Muhaimin mengingatkan perlunya melakukan pengarusutamaan isu perubahan iklim dan kelestarian lingkungan pada politik dan lembaga legislatif baik di tingkat nasional, di kawasan Asia Pasifik maupun skala internasional, dengan memperkuat kemitraan politik dalam mendukung Aksi Iklim.

Muhaimin mengatakan, salah satu pihak yang paling rentan terhadap dampak perubahan iklim adalah para petani di Indonesia.

Perubahan pola cuaca, katanya, juga akan menyulitkan pola pertanian petani, dan pada akhirnya produksi pangan​​​​​​​ juga ikut terganggu.

Sementara itu, Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Alue Dohong mengapresiasi komitmen dan peran aktif parlemen dalam menekan emisi gas rumah kaca (GRK).

Dia menggarisbawahi apa yang sudah ditegaskan oleh Muhaimin. Menurut dia, perubahan iklim bisa mengganggu roda perekonomian dan kehidupan setiap negara.

Berubahnya pola cuaca dan kenaikan muka air laut makin terasa seiring konsentrasi gas rumah kaca (GRK) yang saat ini tercatat paling tinggi dalam sejarah.

Masyarakat miskin, lanjut dia, menjadi yang paling rentan dan menderita akibat dampak perubahan iklim.

"Sekarang saatnya melakukan aksi untuk mengendalikan perubahan iklim," katanya.

Paviliun Indonesia menjadi wahana untuk menunjukkan sejumlah aksi yang dilakukan oleh pemerintah, organisasi masyarakat sipil, pelaku usaha,​​​​​​​ hingga masyarakat di tingkat tapak untuk mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK), penyebab pemanasan global yang memicu perubahan iklim.

Paviliun Indonesia juga menjadi bagian dari ‘soft diplomacy’ untuk mendukung delegasi Indonesia di meja perundingan COP 25 yang berlangsung alot.

Mengangkat tema 'Climate Change for All: Time, Scale and Impact', Paviliun Indonesia menggelar 43 sesi talkshow. Tiga Sesi di antaranya menjadi daya tarik tersendiri yang menghadirkan mantan Wapres Amerika​​​​​​​ Serikat, Al Gore, pendiri the Climate Reality Project. Profesor Jeffrey Sach dari Columbia University yang merupakan Penasehat Khusus Sekjen PBB Ban Ki-Moon dan Koffi Anan, juga akan tampil pada sesi terakhir.

Tidak ketinggalan Lord Nicolaus Stern, penulis the Economics of Climate Change (2006) dipastikan akan mengisi Paviliun Indonesia.

Sejumlah atraksi kesenian hingga makanan tradisional Indonesia juga​​​​​​​ menjadi perhatian tersendiri bagi delegasi yang menghadiri COP 25.

Paviliun Indonesia sendiri tergolong unik, karena mengedepankan aksen ramah lingkungan seperti ornamen yang terbuat dari bambu sebagai salah satu kekayaan Indonesia yang melimpah dan berfungsi sebagai resapan air.

Sementara itu, Duta Besar Republik Indonesia untuk Spanyol Hermono​​​​​​​ menyatakan dirinya banyak menerima pujian dari delegasi negara lain.

Paviliun Indonesia menampilkan kekayaan alam dan keindahan budaya Indonesia. “Bukan cuma indah, di Paviliun​​​​​​​ Indonesia, semua pihak baik pemerintah, CSO, politisi, masyarakat​​​​​​​ hingga pelaku usaha menunjukkan komitmen mengendalikan perubahan​​​​​​​ iklim,” katanya.

Baca juga: Buka COP 25, Sekjen PBB desak dunia serius tangani darurat iklim
Baca juga: Berkomitmen jaga bumi, Wakil Ketua DPR ikuti COP 25 di Madrid
​​​​​​​


Pewarta: Saptono
Editor: Arief Mujayatno
Copyright © ANTARA 2019