imbal hasil surat utang pemerintah Amerika Serikat, obligasi bertenor 10-tahun naik menjadi sekitar 1,77 persen...
Chicago (ANTARA) - Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange turun pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), karena pasar ekuitas Amerika Serikat pulih dari penurunan tajam pada hari sebelumnya.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari turun 4,20 dolar AS atau 0,28 persen menjadi menetap di 1.480,20 dolar AS per ounce.

Pada Rabu (4/12/2019), indeks Dow Jones Industrial Average pulih hampir 200 poin, serta indeks S&P 500 dan Komposit Nasdaq mengikuti kenaikan Dow.

Ketika ekuitas membukukan keuntungan, emas biasanya kehilangan daya tarik sebagai safe haven, karena investor lebih memilih aset-aset berisiko seperti saham yang dinilai lebih menguntungkan.

Baca juga: Saham AS anjlok, harga emas berjangka melonjak

Sementara itu, imbal hasil surat utang pemerintah Amerika Serikat, obligasi bertenor 10-tahun naik menjadi sekitar 1,77 persen, menempatkan lebih banyak tekanan pada emas.

Namun, melemahnya dolar AS membatasi kejatuhan emas lebih lanjut. Indeks dolar AS, ukuran greenback terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya, turun 0,08 persen menjadi 97,66 sebelum penyelesaian transaksi emas.

Sehari sebelumnya berjangka telah melonjak lebih dari satu persen, menyusul kejatuhan ekuitas Amerika Serikat yang signifikan karena perselisihan perdagangan antara Amerika Serikat dan mitra dagang utamanya kian meluas. Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari terangkat 15,20 dolar AS atau 1,03 persen menjadi menetap di 1.484,40 dolar AS per ounce pada penutupan perdagangan Selasa (3/12/2019), di tengah ketidakpastian perdagangan global.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Maret turun 33,2 sen atau 1,92 persen, menjadi ditutup pada 16,916 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari turun 9,8 dolar AS atau 1,08 persen, menjadi 901,80 dolar AS per ounce.
Baca juga: Harga emas Antam Rabu, naik Rp6.000 jadi Rp753.000 per gram

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019