Manila, Filipina (ANTARA) - Cabang olahraga modern pentathlon Indonesia membuat kejutan di SEA Games 2019 Filipina setelah atletnya mampu mengawinkan gelar nomor Beach Laser Run Individual putra-putri di Subic Bay Boardwalk, Subic, Kamis.

Cuaca yang panas disebut oleh pelatih kepala modern pentathlon Glenn Clifton saat dikonfirmasi dari Manila sebagai salah satu keuntungan yang dimiliki atlet Indonesia.

"Karakteristiknya sama dengan di Ancol (Jakarta). Jadi atlet sudah terbiasa. Kita memang beruntung bisa berlatih di Ancol," kata Glenn Clifton.

Baca juga: Indonesia tambah dua medali emas dari pentathlon modern

Pada nomor Beach Laser Run Individual yang merupakan gabungan antara menembak dan lari lintas alam ini, atlet putri yang sukses menyumbang emas adalah Dea Salsabila Putri dengan catatan waktu 15 menit 23,59 detik untuk mengungguli Natpapat Sangngio Thailand dengan waktu 16 menit 17,69 detik dan perunggu Kaixin Shermaine Tung dari Singapura.

Untuk sektor putra, Muhammad Taufik menjadi yang terbaik dengan catatan waktu 13 menit 2,24 detik. Atlet tuan rumah, Samuel German meraih medali perak dan Wei Marcus Ong Ming dari Singapura mendapatkan perunggu.

Glenn Clifton menilai latihan yang keras di Ancol sangat berpengaruh pada fisik atlet saat berlaga di Subic. Atlet yang diturunkan tampil konsisten sejak pertandingan dimulai.

Baca juga: Tambah dua emas, menembak lampaui target emas SEA Games 2019

"Banyak atlet negara lain yang drop setelah menembak. Apalagi mereka harus lari lintasan alam. Kami melihat atlet Indonesia dalam kondisi terbaik. Masih ada beberapa nomor yang dipertandingkan. Semoga emas kembali didapat," kaya Glenn Clifton menambahkan.

Sementara itu, Ketua Umum PP Modern Pentathlon Indonesia (MPI) Anthony Soenarjo mengaku bangga atas raihan dua medali emas di hari pertama pertandingan Modern Pentathlon.

"Semua yang didapatkan hari ini adalah hasil kerja spartan oleh pengurus, tim coach dan para atlit. Ini adalah hasil bersama," kata Anthony dalam keterangan resminya.

Pewarta: Bayu Kuncahyo
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2019