Sebanyak kurang lebih 100 orang telah mengantre untuk menjadi di antara yang pertama yang mendapat ROG Phone II, salah satunya Alto (30), asal Kelapa Gading, yang merupakan pengantre pertama.
“Datang jam 6 sore kemarin, bela-belain nginep karena saya cocok dengan spek-nya. Untuk jadi yang pertama itu ada kepuasan tersendiri,” ujar Alto.
Alto, yang mengaku penggemar gadget, mengaku tergoda dengan teknologi terbaru yang dibenamkan Asus pada ROG Phone II, salah satunya layar AMOLED dengan refresh rate 120Hz.
Tidak hanya soal spesifikasi, Alto mengatakan rencana regulasi Internasional Mobile Equipment Identity (IMEI) juga mendorong dia untuk membeli perangkat original yang terbaik.
“Sekarang saya pakai Mi 9 garansi distributor, karena ada IMEI ini jadi ya saya mencari ponsel, dan ROG ponsel terbaik saat ini,” kata Alto.
“Saya punya ROG laptop, makanya saya tahu kalau bagus. Karena dapat G-Shock juga menarik,” lanjut dia.
Pada saat peluncuran, 100 pembeli pertama ROG Phone II mendapatkan ROG Jacket, ROG G-Shock dan ROG Cap yang bernilai Rp4 juta.
Aksesoris dari ROG tersebut juga menarik Justin (12) asal Jakarta untuk mengantre bersama ayah dan ibunya untuk mendapatkan ROG Phone II.
“Saya memang suka main gim, kakak saya punya ROG laptop jadi saya sudah tahu spek-nya,” kata Julius.
Ibu Julius, Yustin, mengaku telah mengantre sejak Rabu (4/12) pukul 19.00 WIB. Dia mengatakan pengalaman mengantre ROG Phone II “paling manusiawi” jika dibanding merek lain.
“Waktu itu Samsung SII, waktu itu di PP jadi kita antre mulai 12 malam, tapi jam 3 sore sudah mengular di taman samping, kena angin malam dan kehujanan. Di sini malam di dalam ballroom. Pagi ke siang dapat satu kotak camilan,” ujar Yulius.
Asus membuka antrean pembelian langsung ROG Phone II pada tanggal 5 Desember 2019 pukul 00.00 WIB, sementara penjualan akan dimulai pada pukul 16.30 WIB.
Baca juga: ROG Phone II dipastikan hadir 5 Desember
Baca juga: Asus tambah ROG Store di Jakarta
Baca juga: ROG Store ditargetkan genjot 50 persen penjualan ASUS
Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2019
