Jakarta (ANTARA) - Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI mengatakan proses pembangunan dan pemerataan di wilayah Indonesia bagian timur harus terus dipercepat oleh pemerintah untuk menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang berdaya saing.

"Wilayah-wilayah yang berada di Indonesia timur ini berbatasan langsung dengan negara tetangga maka ini perlu mendapat perhatian lebih," kata Wakil Ketua DPD RI Sultan Baktiar Najamudin di Jakarta, Kamis pada dialog publik bertema Saatnya Membangun Indonesia Dari Timur.

Meskipun selama ini sudah banyak program yang dilaksanakan oleh pemerintah untuk pemerataan pembangunan, namun di wilayah Indonesia bagian timur harus lebih dimaksimalkan lagi.

Baca juga: Menteri Edhy tampung masukan tiga bupati dari Indonesia bagian timur

Menurut dia pemerataan pembangunan baik fisik maupun nonfisik serta keadilan merupakan salah satu masalah bangsa yang harus terus diperhatikan pemerintah di Tanah Air.

Karena, beragam potensi sumber daya alam terutama sektor maritim di Indonesia bagian timur memiliki peluang besar untuk terus dimanfaatkan dengan tujuan pemerataan pembangunan.

"Kondisi ini yang harus terus kita pikirkan bagaimana mempercepat pembangunan di wilayah Indonesia bagian timur," katanya.

Senada dengan itu, anggota Komisi VII DPR RI Sya'adiyah Uluputty mengatakan hingga saat ini masih banyak wilayah Indonesia timur yang membutuhkan perhatian dari pemerintah pusat untuk pemerataan pembangunan.

"Ketertinggalan di sektor kesehatan, pendidikan, maupun infrastruktur hingga kini masih harus terus diperhatikan," katanya.

Kondisi tersebut jika terus dibiarkan akan menimbulkan semacam disparitas antara Indonesia bagian timur dan barat. Oleh karena itu, pemerintah harus lebih memerhatikan pemerataan pembangunan untuk menyiapkan SDM unggul.

Ia mengatakan membangun seluruh daerah terutama tertinggal, terdepan dan terluar (3T) harus menjadi suatu prioritas utama pemerintah agar masyarakat merasakan distribusi keadilan.

Baca juga: Perempuan pengusaha di Indonesia Timur didorong tampil dan kian eksis

Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019